MATA INDONESIA, JAKARTA-Keberadaan Pertashop milik pertamina mampu mendorong pertumbuhan ekonomi desa hingga pemerataan akses energi bagi masyarakat di Indonesia.
Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Alfian Nasution mengatakan selain menjamin ketersediaan BBM berkualitas di wilayah pelosok, kehadiran Pertashop diharapkan dapat memberikan nilai tambah dan menggerakkan perekonomian desa.
Nilai tambah itu seperti penciptaan lapangan kerja baru maupun multiplier effect lainnya dari pembangunan Pertashop yang menggunakan peralatan hasil industri dalam negeri.
Alfian menjelaskan bahwa perseroan telah mengoperasikan sebanyak 2.973 gerai Pertashop yang tersebar di berbagai daerah. Hingga akhir Oktober 2021, Pertamina mencatat ada 386 gerai Pertashop telah beroperasi di wilayah Sumatera Bagian Utara, 704 gerai di Sumatera Bagian Selatan, 301 gerai di Jawa Bagian Barat, 643 gerai di Jawa Bagian Tengah.
Kemudian, 397 gerai di Jatimbalinus (Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara), 216 gerai di Kalimantan, 190 gerai di Sulawesi, serta 136 gerai di wilayah Maluku dan Papua.
Pertamina telah menyalurkan bahan bakar jenis pertamax kepada masyarakat di desa melalui Pertashop sebesar 197 juta liter. Penjualan tertinggi secara nasional mencapai hingga 44 juta liter pada September 2021.
Bahkan, penjualan produk pertamax bisa mencapai 2.000 liter per hari di beberapa gerai. “Pertashop juga telah menciptakan lapangan kerja di desa bagi 7.390 pekerja,” katanya.
Pertashop merupakan lembaga penyalur resmi Pertamina dengan skala yang lebih kecil untuk melayani kebutuhan bahan bakar berkualitas seperti pertamax, bright gas, dan pelumas yang belum terlayani oleh penyalur resmi, seperti Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Pertashop menghadirkan produk dengan kualitas dan harga yang sama dengan SPBU, takaran yang tepat, serta memperhatikan adanya faktor keamanan.