Permodalan Nasional Madani (PNM) Jadi Lembaga Penyalur Pembiayaan Usaha Mikro Terbesar di Dunia

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – PT Permodalan Nasional Madani atau PNM (Persero) menjadi perusahaan penyalur pembiayaan berbasis kelompok mikro terbesar di dunia dengan jumlah nasabah aktif sekitar 9,5 juta per April 2021.

Selama ini status perusahaan pembiayaan kepada pelaku usaha mikro dan masyarakat kurang mampu terbesar di dunia disandang Grameen Bank asal Bangladesh. Namun pada April lalu, perusahaan pelat merah itu telah melampaui capaian jumlah nasabah Grameen Bank.

Direktur Utama PNM Arief Mulyadi mengatakan, per April 2021, total nasabah Grameen Bank sebanyak 9,3 juta orang yang termasuk di dalamnya nasabah individual, nasabah komersial, walaupun masih didominasi nasabah dari segmen ultra mikro.

“Posisi April lalu, PNM sudah terbesar di dunia, dengan total nasabah aktif segmen ultra mikro sebesar 9,5 juta,” ujar Arief, Jumat 25 Juni 2021.

Arief menjelaskan, nasabah aktif tersebut merupakan pelaku usaha yang tengah menjalani berbagai program pemberdayaan dan memiliki outstanding pembiayaan dari perseroannya. Hingga 16 Juni 2021 nasabah ultra mikro PNM berjumlah 9.757.437.

Dia menuturkan, pertumbuhan bisnis dan aktifitas pemberdayaan perusahaanya ke depan berpotensi makin besar pasca terbentuknya Holding BUMN Ultra Mikro (UMi). Integrasi data pelaku ultra mikro nasional akan semakin solid karena holding tersebut.

Kondisi itu diyakini membuat pemberdayaan bagi pelaku UMKM yang dijalankan PNM bersama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI selaku induk holding dan PT Pegadaian (Persero), akan menjadi lebih baik.

Dengan terbentuknya holding tersebut juga akan membuat cost of fund (CoF) perusahaan oelat merah itu akan menjadi lebih murah. Dengan begitu dapat menekan suku bunga pembiayaan ke pelaku ultra mikro ke depan.

“Saat ini CoF kami sudah baik. Rating surat utang kami dan kepercayaan investor terus meningkat. Dengan Holding, rating ini akan semakin baik lagi. Kami juga memiliki kesempatan mendapat pembiayaan langsung dari BRI. Itu pun juga murah,” kata Arief.

Dia pun menekankan, pasca holding ciri khas PNM yang mengedepankan pola pemberdayaan dalam penyaluran pembiayaan kepada pelaku usaha ultra mikro tak akan hilang. Pemberdayaan usaha ultra mikro akan tetap menonjol karena metode penyaluran pembiayaan dilakukan berbasis kelompok.

Arief menyebut, pola pembiayaan yang dilakukan perusahaannya memakai sistem tanggung renteng. Artinya, setiap pembiayaan dan risiko yang muncul menjadi tanggung jawab bersama para nasabah di kelompoknya.

Sistem tanggung renteng sangat membantu nasabah maupun perusahaan BUMN itu karena dapat membangun semangat kebersamaan, sekaligus menjaga kualitas pinjaman. Buktinya, saat ini rasio NPL yang dipimpin Arief Mulyadi itu berada di bawah 0,1 persen atau tepatnya 0,09 persen.

“Makanya sejak 2016, NPL kami tidak pernah lebih dari 0,1 persen karena tanggung renteng. Bahkan, pelaku ultra mikro ini membangun soliditas, dan empati bersama sehingga membantu semua anggotanya untuk tetap memiliki kinerja baik,” ungkapnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini