MATA INDONESIA, JAKARTA – Meski masih menjadi polemik, Chairman Junior Doctor Network (JDN) dr. Andi Khomeini Takdir, kasus omicron akan mengakhiri pandemi Virus SARS-Cov-2 atau corona ini.
Hal itu jika kita mengacu pada kasus penyakit SARS yang diawali pada 2002 berakhir di 2003.
Fenomena serupa juga terjadi pada kasus MERS yang mulai merebak di 2012, selesai akhir 2013/awal 2014. Kedua penyakit itu disebabkan dari keluarga virus yang sama dengan Covid-19 yaitu Corona.
“Kita bisa beralih status dari pandemi ke endemi setelah wave omicron. Itu sudah masuk ranah politik dan butuh kesepakatan dan kemauan yang luar biasa besar antar semua stakeholder di negeri ini,” ujar lelaki yang dipanggil Dokter Koko itu.
Sementara dokter dan tenaga kesehatan hanya memerlukan semua sarana dan prasarana yang baik untuk mengakhiri kondisi tersebut.
Dokter Koko menghitung kasus yang sama di negara lain, gelombang omicron itu akan berlangsung 35 – 65 hari. Jika awalnya sekitar Januari ini, maka kurva pandemi tersebut akan turun di Februari-Maret 2022.
Namun, semua itu bisa terjadi dengan kedisiplinan seluruh masyarakat untuk mau divaksin hingga booster serta disiplin dengan protokol kesehatan.
Kondisi tersebut bisa mematahkan pesimisme Direktur WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus yang menyatakan omicron bukan akhir dari pandemi, sebab varian itu bukan yang terakhir.
Merebaknya Omicron menurut Tedros justru menjadi peluang munculnya varian baru corona.