MATA INDONESIA, KUPANG – Pembangunan infrastruktur untuk menyejahterakan masyarakat terus digenjot pemerintah. Salah satunya adalah penyediaan listrik bagi warga yang berada di perbatasan.
Sebanyak 845 penduduk di perbatasan Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan Timor Leste, kini bisa menikmati listrik 24 jam. Tadinya, mereka hanya menikmati listrik selama 12 jam.
Kabar baik ini terjadi setelah adanya peningkatan pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Oepoli di Desa Netemnanu Utara, Kabupaten Kupang.
Menurut General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTT, Agustinus Jatmiko, kehadiran listrik yang sudah bisa dinikmati 24 jam ini diharapkan bisa meningkatkan produktivitas masyarakat. Ujungnya, yakni turut terkereknya perekonomian di wilayah perbatasan ini.
“PLN bersama seluruh tim datang dan mulai mengoperasikan sistem kelistrikan Oepoli yang awalnya 12 Jam, menjadi 24 Jam Penuh. Saya harap warga di Oepoli, para tokoh masyarakat, para perangkat desa dapat memanfaatkan energi listrik tersebut lebih produktif, sehingga perekonomian masyarakat Oepoli semakin meningkat,” ujar Jatmiko, Minggu 20 Juni 2021.
Dia mengatakan, buat mengaliri listrik di wilayah perbatasan tersebut, PLN mesti menambah kapasitas pembangkit dengan mendatangkan 1 unit mesin 160 kilowatt dan 1 unit trafo dari Kota Kupang, dengan waktu tempuh mencapai 7 jam perjalanan darat.
Niatan tersebut baru bisa terealisasi lantaran selama ini ada sejumlah kendala teknis yang menghambat penyaluran listrik. Daerah Oepoli ini menurutnya memiliki medan yang cukup sulit. ”Oepoli terletak di Kecamatan Amfoang Timur yang terkenal dengan medan terjal dan sulit dijangkau. Harus melewati banyak sungai dan anak sungai,” katanya.
Dia menjamin, BUMN setrum terus berupaya agar seluruh wilayah NTT dapat menyala 24 jam. Sehingga proses pemulihan ekonomi dari dampak pandemi diharapkan bisa jauh lebih cepat.