Perang Dagang Berlanjut, Rupiah Tetap Melemah Sore ini

Baca Juga

MATAINDONESIA, JAKARTA – Akhir perdagangan pasar uang Selasa 3 September 2019, nilai tukar rupiah kembali melemah atas dolar Amerika Serikat (AS). Rupiah terkoreksi ke posisi Rp 14.225 per dolar AS atau melemah 0,22 persen.

Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp 14.217 per dolar AS atau melemah dibanding Senin kemarin yang mencatat Rp 14.190 per dolar AS. Hari ini, rupiah diperdagangkan antara Rp 14.194 hingga Rp 14.233 per dolar AS.

Mengutip data RTI Bussines, sore hari ini, pergerakan mata uang utama Asia juga melemah atas dolar AS. Yuan China melemah 0,07 persen. Dolar Singapura yang melemah 0,12 persen. Sementara Yen Jepang menguat 0,16 persen.

Mata uang negara maju seperti Euro dan Poundsterling juga melemah masing-masing 0,23 persen dan 0,61 persen. Sedangkan dolar Australia menguat 0,13 persen.

Analis dari PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan pelemahan itu masih disebabkan sejumlah sentimen dari luar negeri. Daftar sentimen itu antara lain;

Pertama, China mengajukan pengaduan terhadap AS di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) atas tarif AS. Ini adalah gugatan ketiga yang diajukan Beijing untuk menantang tarif khusus AS di WTO.

Kedua, investor juga fokus ke Inggris, di tengah meningkatnya ketidakpastian ketika anggota parlemen Inggris bersiap memberikan suara pada tahap pertama dari rencana  memblokir Perdana Menteri Boris Johnson soal Brexit tanpa kesepakatan.

Ketiga, survei pada hari Senin menunjukkan manufaktur Eropa melambat selama tujuh bulan berturut-turut. Hal ini memperkuat harapan bahwa Bank Sentral Eropa akan melonggarkan kebijakan moneter pada pertemuan minggu depan, 12 September 2019.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

PKL Teras Malioboro 2: Suara Ketidakadilan di Tengah Penataan Kawasan

Mata Indonesia, Yogyakarta – Sejak relokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) dari Malioboro ke Teras Malioboro 2, berbagai persoalan serius mencuat ke permukaan. Kebijakan relokasi yang bertujuan memperindah Malioboro sebagai warisan budaya UNESCO justru meninggalkan jejak keresahan di kalangan pedagang. Lokasi baru yang dinilai kurang layak, fasilitas yang bermasalah, dan pendapatan yang merosot tajam menjadi potret suram perjuangan PKL di tengah upaya mempertahankan hidup.
- Advertisement -

Baca berita yang ini