MATA INDONESIA, JAKARTA – Jokowi telah menunjuk Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa untuk menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto sebagai Panglima TNI. Banyak pihak yang berharap agar Andika bisa membantu untuk menyelesaikan masalah Papua.
Meski demikian, Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi memiliki pendapat yang berbeda. Menurutnya, terlalu naif jika seluruh pihak meminta Andika bisa menyelesaikan seluruh permasalahan Papua. Mengingat, masa bakti menantu Jenderal A.M. Hendropriyono itu hanya setahun.
“Pak Andika tidak perlu dibebani ekspektasi terlalu tinggi soal permasalahan Papua,” ujarnya, Kamis 4 November 2021.
Ia juga menegaskan bahwa permasalahan Papua tak bisa hanya dibebankan kepada TNI. Butuh sinergi antara kementerian/lembaga untuk menyelesaikan permasalahan di Bumi Cenderawasih tersebut.
“Sehingga menurut saya jangan lah dibebani dengan keharusan menyelesaikan masalah Papua dalam satu tahun. Ga mungkin lah,” katanya.
Meski masa tugasnya cuma setahun, Fahmi tetap berharap agar Andika mampu meletakkan dasar penyelesaian permasalahan di Papua.
“Kalau saya berharapnya dia memberikan kontribusi dengan meletakkan dasar-dasar yang baik penyelesaian masalah Papua itu sudah cukup,” ujarnya.
Asal tahu saja, Andika terpilih menjadi Panglima TNI di usia 57. Berdasarkan Pasal 71 Undang-Undang (UU) Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI, usia pensiun perwira yaitu 58 tahun.