MATA INDONESIA, JAKARTA – Kebijakan dan instrumen fiskal suatu negara menjadi isu penting. Tidak hanya untuk penanganan Covid-19 tapi juga bagaimana untuk memulihkan perekonomian. Indonesia akan mendorong itu dalam setiap bahasan di pertemuan G20.
“Kebijakan dan instrumen fiskal, ini juga memainkan peran yang sangat penting dalam menyediakan strategi kontra cyclicall. Pada 2021, Pemerintah Indonesia telah mengucurkan sekitar USD 45,9 miliar atau 23,6 persen dari total belanja 2021 untuk benar-benar mendukung pemulihan ekonomi Indonesia,” kata Sri Mulyani Indrawati selaku Menteri Keuangan RI saat membuka rangkaian side event Presidensi G20 Indonesia Finance Track Main & Side Event February Series, pada Rabu 16 Februari 2022.
Menurut Sri Mulyani, dana tersebut ternyata dapat menjadikan ekonomi Indonesia tumbuh positif di angka 3,6 persen. Setelah mengalami kontraksi di tahun 2020 sebesar -2,07 persen. Momentum pemulihan juga terjadi di sisi penawaran produk, sisi lintas sektoral, serta sisi permintaan.
Dengan adanya kebijakan fiskal serta instrumen fiskal yang tepat pemulihan ekonomi Indonesia jauh lebih cepat.
Sri Mulyani menjelaskan, ketika pandemi pada Maret 2020, pemerintah mengambil langkah strategis untuk mengantisipasi keruntuhan ekonomi. Akibat jatuhnya mobilitas masyarakat. Mulai dari mengamankan sisi kesehatan, sistem keuangan hingga insentif untuk masyarakat yang terdampak.
Momentum pemulihan ekonomi berlanjut di 2021. Pada kuartal II, ekonomi berhasil tumbuh positif di atas 7 persen ditopang oleh seluruh aspek, mulai dari ekspor, konsumsi rumah tangga hingga investasi.
Kuartal selanjutnya, tekanan kembali datang lewat varian delta dan membuat pemerintah menginjak rem agar penyebaran tidak semakin meluas. Beruntung hal tersebut bisa ditangani dalam waktu dekat, sehingga dampak ke ekonomi tidak terlalu berat.
Pemulihan ekonomi akhirnya kembali ke jalur semula pada kuartal IV-2021, yang berhasil tumbuh 5,02 persen. Perbaikan ekonomi di kuartal IV-2021 karena dorongan sisi permintaan dan penawaran.
“Kita menutup 2021 dengan pertumbuhan positif 3,6 persen,” ujar Sri Mulyani.
Menkeu menambahkan, ekspor juga memainkan peran yang sangat penting untuk pemulihan global. Pertumbuhan yang kuat juga terjadi pada sektor yang sangat penting. Misalnya manufaktur, perdagangan dan harga komoditas yang terus meningkat.
Output perekonomian Indonesia, juga sudah unggul dan melampaui level sebelum pandemi. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara berkembang dengan pemulihan yang cepat.
Pencapaian itu karena laju pemulihan di masa pandemi kali ini jauh lebih cepat. Berkaca dengan pengalaman Indonesia saat mengalami krisis ekonomi 1997 -1998.
“Jadi bagi kami, itu adalah hasil yang sangat baik dari ekonomi serta kebijakan yang kami pelajari dari pengalaman kami sendiri, tetapi juga mempercepat agar kami dapat menavigasi pandemi ini. Pemerintah Indonesia akan terus mencoba menggunakan kebijakan dengan seefektif mungkin. Oleh karena itu, proses pemulihan ini masih perlu terus dukungan oleh kebijakan kita terutama dari sisi fiskal,” ujar Sri Mulyani.