MATA INDONESIA, JAKARTA – Mantan Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman membantah bahwa dirinya terlibat dalam kegiatan pembaiatan terhadap ISIS. Pernyataan ini menuai reaksi dari Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia Islah Bahrawi. Ia menegaskan jejak digital memperlihatkan ada gesture keterlibatan Munarman.
“Munarman memang bilang dijebak tapi kan jejak digital berkata lain. Ada gesture yang menunjukkan dia terlibat dalam pembaiatan itu,” kata Islah kepada Mata Indonesia News, Kamis 18 Februari 2021.
Ia menilai ada perbedaan terhadap orang yang dijebak dan sengaja hadir dalam kegiatan pembaiatan tersebut.
“Ada yang bisa bedakan orang yang dijebak dan yang sengaja datang kepada seremonial pembaiatan itu,” kata Islah.
Adapun sosok Munarman terseret dalam kasus pembaiatan terhadap ISIS karena ada pengakuan dari terduga teroris bernama Ahmad Aulia yang menyatakan bahwa mantan pimpinan FPI itu hadir dalam kegiatan tersebut.
Maka Bareskrim Polri masih terus mendalami unsur tindak pidana terkait pengakuan dari Ahmad Aulia, terduga teroris yang ditangkap di Makassar.
“Tentunya ini semua masih didalami Densus 88 terkait video tersebut ada atau tidaknya tindak pidana kita masih menunggu proses yang dilakukan Densus 88 Anti-teror,” kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono.
Meski demikian ia memastikan akan mengusut siapa pun yang terlibat dalam dugaan tindak pidana teroris di Indonesia.
“Siapapun yang terlibat dalam tindak pidana pasti akan dimintakan pertanggung jawaban hukumnya,” kata Rusdi.