MATA INDONESIA, JAKARTA – Bagaimana cara menangani konflik di Papua? Rohaniawan Franz Magnis Suseno menekankan agar penyelesaian masalah Papua dengan pendekatan humanis dan kesejahteraan warga Papua.
Menurut Romo Magnis itu, saat ini upaya pemerintah memang sudah sejalan dengan pendekatan humanis. Namun dia tidak setuju dengan pendekatan keras atau hard approach. ”Bicara dengan orang Papua, tanya apa yang mereka harapkan, pendekatan keamanan itu tidak terbukti berhasil,” ujar Franz Magnis Suseno, Jumat 14 Januari 2022.
Direktur Eksekutif Makara Stategic Insight, Andre Priyanto mengatakan, pendekatan humanis dan kultural jadi penyelesaian masalah Papua yang sangat bijaksana.
Pendekatan hard approach ini kata dia, dikhawatirkan melahirkan masalah baru karena Papua punya pengalaman dengan gerakan militer.
Selama ini, pemerintah sudah melakukan sejumlah kebijakan kesejahteraan dengan Papua. Salah satunya dengan dana otonomi khusus. Hal itu kata dia, sudah on the track.
“Pendekatan-pendekatan cultural, humanis serta kesejahteraan merupakan suatu langkah problem solving yang bijak. Masyarakat Papua, telah merasakan traumatik militer selama berpuluh-puluh tahun. Langkah Pemerintah sudah on the track” ujar Andree.
Misalnya, kata dia, saat ini ada pendekatan kesejahteraan yang dibarengi dengan pengambilalihan beberapa wewenang pemerintah daerah ke pemerintah pusat. Itu dinilainya efektif.
Dengan begitu, pelaksanaan monitoring dan evaluasi terhadap agenda nasional yang berhubungan dengan Propinsi Papua dan Papua Barat dapat maksimal.
“Intervensi Pemerintah pusat terhadap kewenangan daerah tidak selalu menjadi sesuatu yang bersifat negatif, optimalisasi kontrol yang dimiliki oleh pemerintah pusat dapat meminimalisir bocornya penyalah gunaan anggaran dan penyalahgunaan wewenang”, katanya.
