MATA INDONESIA, JAKARTA – Menghadapi lesunya dunia penerbangan akibat pembatasan perjalanan untuk menekan penyebaran Covid19, Maskapai Thai Airways menyewakan simulator pesawatnya dari jenis Airbus dan Boeing untuk umum.
Para pelanggan bisa masuk ke kokpit tiruan Airbus 380, Boeing 777-300ER, 747-400 atau 737-400 mulai bulan depan.
Pandemi Covid19 membuat pendapatan maskapai utama negeri Gajah Putih itu merosot tajam sehingga perlu mencari sumber pendapatan baru.
Mereka memasang tarif mulai 12.000 baht setara dengan 540 dolar AS atau sekitar Rp 8 juta untuk dua orang selama 30 menit bermain simulator itu.
Jika bermain satu jam penuh pelanggan harus merogoh kocek hingga 24 ribu baht dan 90 menit 36 ribu baht.
Seperti halnya industri penerbangan dunia, maskapai itu memang sedang menghadapi salah satu tantangan terbesarnya karena pembatasan perjalanan yang menghantam industri pariwisata Thailand.
Perusahaan itu sudah merestrukturisasi utang sekitar 350 miliar baht (11,1 miliar dolar AS) setelah menerima persetujuan pengadilan pada 14 September.
Maka bukan cuma menyewakan simulator, maskapai berusia 60 tahun itu awal bulan ini membuka kafetarianya menjadi restoran bertema maskapai penerbangan lengkap dengan kursi dan baki pesawat, serta suku cadang yang dibuat menjadi meja dan furnitur.
Relawan awak kabin, banyak di antaranya tidak bekerja selama berbulan-bulan sejak lockdown.
Thai Airways bukan satu-satunya, maskapai penerbangan Australia Qantas dan Singapore Airlines dari Singapura juga mencari cara-cara inovatif untuk menghasilkan aliran pendapatan segar di tengah kemerosotan.
Minggu ini Qantas menjual 1.000 gerobak minuman dari jet jumbo Boeing 747 yang baru saja pensiun seharga 974,70 dolar AS. Gerobak itu berisi penuh anggur, sampanye, perlengkapan kenyamanan, makanan ringan, dan piyama kelas bisnis.
Pada 10 Oktober nanti akan menjalankan serangkaian penerbangan perdana tamasya tujuh jam dengan Boeing 787 Dreamliner miliknya. Kereta minuman dan kursi di penerbangan kegembiraan terjual habis dalam beberapa jam.
Singapore Airlines dilaporkan merencanakan penerbangan serupa akhir Oktober yang akan dimulai dan diakhiri di Bandara Changi, dan mungkin digabungkan dengan staycation di hotel kota ditambah voucher belanja.