Pendaki Himalaya Lagi-lagi Temukan Jejak Makhluk Salju Yeti

Baca Juga

MINEWS, INTERNASIONAL – Jejak kaki yang diduga milik makhluk salju ‘Yeti’ kembali ditemukan oleh para pendaki gunung Himalaya melalui jalur Nepal.

Para pendaki yang berasal dari Angkatan Darat India ini mengatakan telah melihat jejak kaki berukuran 81 x 38 centimeter di dekat kamp Gunung Makalu, 9 April 2019 lalu.

Dalam mitos Nepal, Yeti disebut sebagai makhluk setengah kera setengah manusia berbadan besar dengan kaki yang sangat lebar. Makhluk ini juga dikenal dengan nama lain seperti Bigfoot.

Yeti adalah bagian dari cerita turun temurun warga Nepal sejak dahulu kala. Makhluk ini diyakini hidup pada ketinggian Himalaya yang tertutup salju, berbadan besar dengan bulu berwarna putih, serta bersifat keji dan menyerang manusia.

Terletak di perbatasan antara Nepal dan China, Makalu adalah salah satu gunung tertinggi di dunia dan berdiri di dekat lembah Makalu-Barun, hutan belantara terpencil yang juga telah disurvei oleh para peneliti yang berburu yeti.

Tahun 2008 lalu, pendaki asal Jepang juga mengaku telah melihat jejak kaki raksasa di gunung di Nepal barat. Mereka meyakini jejak kaki itu adalah milik Yeti karena ukurannya bukan ukuran kaki manusia biasa.

Kisah makhluk buas berbulu yang berkeliaran di Himalaya telah menghantui imajinasi pendaki di Nepal sejak tahun 1920-an, mendorong banyak orang, termasuk Sir Edmund Hillary, untuk pergi mencari makhluk itu.

Tetapi mereka tak berhasil menemukan bukti bahwa makhluk itu ada. Para ilmuwan hanya menemukan sedikit bukti tentang keberadaan yeti.

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini