Penanaman Mangrove Berpotensi Dongkrak Pendapatan Nelayan Papua

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Pemerintah tengah berupaya untuk memulihkan ekosisten mangrove di pesisir pantai Papua. Tujuanya untuk meningkatkan produktivitas ikan, udang dan kepiting sehingga bisa mendongkrak ekonomi Papua di masa pandemi Covid-19. Upaya ini dilakukan oleh Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM).

Sekretaris BRGM Ayu Dewi Utari mengungkapkan bahwa upaya tersebut perlu dilakukan untuk mengembalikan fungsi ekologi mangrove sebagai tempat pemijah biota laut, seperti ikan, udang, dan kepiting. Hal tersebut berjalan tegak lurus dengan program pemerintah pemulihan ekonomi nasional (PEN).

“Insya Allah akan berhasil, dan harus berhasil, karena kegiatan PEN ini memang diadakan untuk membantu masyarakat yang hidup berdampingan dengan ekosistem mangrove. Kembalinya ikan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat,” ujarnya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Jumat 17 September 2021.

Ia juga mengungkapkan bahwa ada beberapa wilayah yang menjadi target restorasi gambut dan percepatan rehabilitasi mangrove. Di antaranya, Kampung Armopa, Distrik Bonggo dan Kabupaten Sarmi.

Adapun luas target rehabilitasi mangrove di Provinsi Papua adalah 1,500 hektare yang tersebar di 8 kabupaten dengan 78 kelompok masyarakat atau melibatkan sekitar 2.000 warga.

“Ketika menyusuri ekosistem mangrove di Kampung Armopa bersama Kepala Kampung dan Kepala Badan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Membrano, terlihat pemandangan alamnya sangat indah dan memiliki potensi untuk dijadikan daerah wisata. Ekowisata dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat juga,” katanya.

Ayu menjelaskan bahwa pola pelaksanaan penanaman mangrove BRGM dilakukan dengan masyarakat langsung. Sistem pembayarannya pun melalui transfer langsung ke rekening pelaksana.

Rencana BRGM pun disambut baik oleh Ketua Kelompok Tani Hutan (KTH) Penanaman Pohon Bakau Adrian Senis. Menurutnya, masyarakat di Kampung Armopa yang menggantungkan hidup pada penangkapan ikan bakal merasakan manfaat besar dari program ini.

“Kami terbantu dengan program ini karena sekarang ada pendapatan pasti,” ujarnya.

Menurut dia, warga sangat tertarik dalam program tersebut hal itu terlihat dalam keikutsertaan mereka dalam menyukseskan penananaman mangrove seluas 40 hektare di Kampung Armopa.

“Kelompok kami beranggota 50 orang, tapi semua warga juga terlibat dalam pekerjaan ini, kami gotong royong. Masyarakat merasa terpulihkannya mangrove bisa jadi sarang ikan bagi warga kampung, jadi mereka tidak susah ke laut lagi cari ikan,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini