Pelayat Sebut Serangan di Nice sebagai Malapetaka

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Awan duka tengah menyelimuti Nice, sebuah kota di Selatan Prancis menyusul kepergian tiga orang yang ditikam hingga tewas dalam serangan di Gereja Notre Dame Basilica, Kamis (29/10) pagi waktu setempat.

Warga setempat berkumpul, menyalakan lilin dan menempatkan rangkaian bunga di luar Gereja Notre Dame Basilica. Aksi ini dilakukan sebagai bentuk ungkapan belasungkawa terhadap para korban.

Dilaporkan dua orang meninggal di dalam gereja, salah satunya adalah wanita, ditaksir berusia 60 tahun yang lehernya nyaris putus. Namun, belum diketahui identitas perempuan tersebut.

Korban lain diketahui bernama Vincent Loques berusia 55 tahun. Seorang Katolik yang taat dan telah bekerja di Gereja Notre Dame Basilica selama lebih dari 10 tahun. Loques merupakan ayah dua anak dan sosok yang dicintai oleh para pengunjung.

Sementara korban ketiga merupakan seorang wanita bernama Simone Barrto Silva. Ia berusia 44 tahun dan telah tinggal di Prancis selama 30 tahun.

Jumat (30/10) pagi waktu setempat, Pastor Philippe Asso berdiri di tangga gereja bersama para pelayat lainnya sebelum masuk dengan membawa karangan bunga sebagai bentuk penghormatan terhadap para korban.

Seorang pelayat yang hadir mengatakan bahwa serangan yang terjadi di Nice sebagai malapetaka. Peristiwa mengerikan yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.

“Ini mengerikan. Sudah bertahun-tahun lamanya kami mengatakan bahwa rasa takut harus bergeser ke sisi lain. Tetapi hal itu ternyata masih sama,” kata pelayat yang datang, Marc Mercier, melansir BBC, Jumat, 30 Oktober 2020.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Di Era Pemerintahan Presiden Prabowo, Korban Judol Diberikan Perawatan Intensif di RSCM

Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Pemberdayaan Masyarakat mengumumankan adanya inisiatif baru dalam upaya menangani dampak sosial dan psikologis...
- Advertisement -

Baca berita yang ini