MATA INDONESIA, NAYPYIDAW – Dokter Sasa, perwakilan anggota parlemen terpilih dari majelis yang digulingkan oleh tentara, menyuarakan solidaritas dengan rakyat Hlaingthaya. Baginya, pelaku dan penyerang adalah musuh rakyat Myanmar
“Pelaku dan penyerang adalah musuh rakyat Myanmar, SAC (Dewan Administrasi Negara) yang jahat akan dimintai pertanggungjawaban atas setiap tetes darah yang tumpah,” tegas Dokter Sasa dalam pesan singkat.
Pasukan keamanan Myanmar menewaskan sedikitnya 22 pengunjuk rasa anti-kudeta di pinggiran kota miskin Hlaingthaya, setelah pabrik-pabrik yang didanai Cina dibakar, kata sebuah kelompok advokasi.
Sementara di tempat lain, setidaknya 16 pengunjuk rasa dilaporkan tewas, kata Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP). Seorang polisi juga dilaporkan menjadi korban.
Kedutaan Besar Cina mengumumkan banyak staf Beijing yang terluka dan terperangkap dalam serangan pembakaran oleh penyerang tak dikenal di pabrik garmen di Hlaingthaya. Pemerintah Cina telah meminta Myanmar untuk melindungi properti dan warganya.
Ketika asap membubung dari kawasan industri, pasukan keamanan Myanmar menembaki pengunjuk rasa di pinggiran kota yang merupakan rumah bagi para migran dari seluruh negeri, media lokal melaporkan.
“Itu sangat mengerikan. Orang-orang ditembak di depan mata saya. Itu tidak akan pernah meninggalkan ingatan saya,” ucap seorang jurnalis foto di tempat kejadian yang tidak ingin disebutkan namanya, melansir Reuters.
Darurat militer diberlakukan di Hlaingthaya dan distrik lain di kota Yangon –pusat komersial Myanmar dan bekas ibu kota, media pemerintah mengumumkan.
Televisi Myawadday yang dikelola tentara mengatakan pasukan keamanan bertindak setelah empat pabrik garmen dan pabrik pupuk dibakar dan sekitar 2 ribu orang telah menghentikan mesin pemadam kebakaran untuk menjangkau mereka.
Kematian terbaru menambah jumlah korban dari protes menjadi 126, kata AAPP. Sementara lebih dari 2.150 orang telah ditahan pada Sabtu (13/3).