Peduli Lingkungan, PGN Tanam 2.000 Mangrove

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk menanam 2.000 mangrove di pulau Lance, Kecamatan Sagulung dan sosialisasi gas bumi di SMKN 1 Batam di Kecamatan Batu Aji Batam.

Tanam Mangrove dan sosialisasi gas bumi ini sebagai wujud kepedulian PGN di bidang Environment Social and Governance (ESG) khususnya pada aspek lingkungan dan sosial. Penanaman Mangrove selain sebagai perwujudan perusahaan dalam penanganan perubahan iklim juga diharapkan membantu masyarakat dalam menumbuhkan daya tarik pariwisata di Pulau Lance yang saat ini sedang dikembangkan.

Kegiatan EVP ini dipimpin oleh Divisi CSR serta melibatkan fungsi dan anak perusahaan yang berada di area Batam. Adapun bentuk kegiatan EVP tersebut adalah sosialisasi gas bumi dan penanaman mangrove, yang dihadiri oleh Lurah Tembesi, CSR Manager, Sales Area Head Batam, dan Perwira PGN Group serta para guru dan siswa/i di SMKN 1 Batam.

Anak Agung Raka Haryana yang merupakan Division Head CSR PGN mengatakan, kegiatan Employee Voluntary Program ini merupakan langkah PGN dalam mengajak perwira PGN untuk dapat turun langsung di masyarakat guna mensosialisasikan perusahaan dan mengabdikan diri di masyarakat agar kelak dapat meningkatkan kinerjanya di kantor sekaligus merupakan langkah PGN untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di sekitar wilayah tersebut.

“Melalui kegiatan EVP ini, kami ingin mensosialisasikan keberadaan perusahaan sekaligus wujud nyata perusahaan dalam menjawab tantangan perubahan iklim sekaligus membantu masyarakat di Pulau Lance dalam menghadapi abrasi dan mengembangkan pariwisata,” ujarnya.

“Jadi dengan melakukan kegiatan ini diharapkan guru dan SMK mengetahui PGN dan manfaat gas bumi serta kegiatan penanaman mangrove ini diharapkan dapat membantu penanganan iklim, abrasi dan pengembangan pariwisata,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

PKL Teras Malioboro 2: Suara Ketidakadilan di Tengah Penataan Kawasan

Mata Indonesia, Yogyakarta – Sejak relokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) dari Malioboro ke Teras Malioboro 2, berbagai persoalan serius mencuat ke permukaan. Kebijakan relokasi yang bertujuan memperindah Malioboro sebagai warisan budaya UNESCO justru meninggalkan jejak keresahan di kalangan pedagang. Lokasi baru yang dinilai kurang layak, fasilitas yang bermasalah, dan pendapatan yang merosot tajam menjadi potret suram perjuangan PKL di tengah upaya mempertahankan hidup.
- Advertisement -

Baca berita yang ini