PBB: 5 Juta Penduduk Afghanistan Butuh Pertolongan

Baca Juga

MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menegaskan, sebanyak 5 juta warga Afghanistan membutuhkan pertolongan pada 2021. Hal ini ditenggarai karena pandemi virus corona dan meningkatnya konflik dalam negeri.

Asisten Sekretaris Jenderal Urusan Kemanusiaan, Ramesh Rajasingham dalam konferensi pers mengatakan bahwa kebutuhan yang meningkat dan pendanaan sangat dibutuhkan masyarakat Afghanistan. Meningkatnya kebutuhan adalah hasil dari krisis panjang virus corona, konflik yang tak kunjung usai, dan perpindahan penduduk.

Rajasingham, yang baru saja kembali dari perjalanan ke Afghanistan juga menyoroti musim dingin yang sangat keras yang dialami negara yang terkurung daratan yang terletak di wilayah Asia Tengah dan Asia Selatan itu.

Selain warga Afghanistan yang mengungsi secara internal atau sementara, sebanyak 4,6 juta lainnya tinggal di luar negeri, di mana 2,7 juta di antaranya merupakan pengungsi terdaftar, melansir Al Jazeera, Rabu, 16 Desember 2020.

Pada Senin (13/12), Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani mengatakan bahwa dirinya berharap pembicaraan damai antara pemerintah dan Taliban akan berlanjut di Afghanistan, bukan di Qatar. Ia menganggap hal ini menghina penduduk Afghanistan karena negosiasi berlangsung di hotel-hotel mewah di Doha.

Dibuka pada September di Doha, pembicaraan damai, yang mengikuti kesepakatan penting AS-Taliban yang dicapai pada Februari di Qatar, ditangguhkan dan akan dilanjutkan pada 5 Januari 2021.

AS setuju untuk menarik semua pasukan dari Afghanistan pada Mei 2021 dengan imbalan jaminan keamanan dan komitmen dari Taliban untuk berdialog dengan Kabul.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pemerintahan Prabowo-Gibran Berkomitmen Mewujudkan IKN Sebagai Kota Ramah Lingkungan

Oleh: Dewi Ambara* Indonesia kini memasuki era baru dengan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur. Dipimpin oleh Presiden...
- Advertisement -

Baca berita yang ini