Paus Fransiskus Temui Dua Kardinal Asal Kanada

Baca Juga

MATA INDONESIA, VATIKANPaus Fransiskus bertemu dengan dua kardinal Kanada yang berbasis di Vatikan pada Sabtu (5/6). Sebagaimana diketahui, Kanada tengah diguncang menyusul ditemukannya jasad 215 anak di bekas sekolah untuk siswa pribumi yang dikelola oleh Gereja Katolik.

Paus bertemu secara terpisah dengan Kardinal Michael Czerny dan Kardinal Marc Ouellet, kata Vatikan dalam pengumuman harian pengangkatan Paus, seperti dilansir Reuters, Sabtu, 5 Juni 2021.

Sebagai catatan, Ouellet bertemu dengan Paus Fransiskus setiap hari Sabtu dalam kapasitasnya sebagai kepala departemen Vatikan yang mengawasi para uskup.

Sementara Czerny, pakar Vatikan tentang migran dan pengungsi, tidak mengadakan pertemuan mingguan reguler dengan Paus. Ia adalah merupakan warga negara Kanada kelahiran Ceko yang keluarganya beremigrasi ke Montreal ketika dia berusia dua tahun.

Banyak warga Kanada meminta Paus untuk membuat permintaan maaf resmi atas peran Gereja Katolik di sekolah-sekolah perumahan atau asmara, yang beroperasi antara tahun 1831 dan 1996. Asrama ini dijalankan oleh sejumlah denominasi Kristen atas nama pemerintah.

Fransiskus, yang terpilih sebagai Paus tahun 2013, telah meminta maaf atas peran Gereja dalam kolonialisme di Amerika, tetapi dia lebih memilih untuk meminta maaf seperti itu saat melakukan kunjungan di negara terkait. Sementara hingga ini, belum ada jadwal kunjungan Paus Fransiskus ke Kanada.

Tahun 2015, Paus Fransiskus berkunjung ke Bolivia dan meminta maaf atas banyak dosa besar yang dilakukan terhadap penduduk asli Amerika atas nama Tuhan.

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan bahwa Gereja Katolik harus bertanggung jawab atas perannya dalam menjalankan banyak sekolah di sana.

Sistem asrama secara paksa memisahkan sekitar 150 ribu anak dari rumah mereka. Banyak yang menjadi sasaran pelecehan, pemerkosaan, dan kekurangan gizi dalam apa yang disebut Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi tahun 2015 sebagai “genosida budaya”.

Asrama ini dijalankan oleh pemerintah dan berbagai Gereja Katolik dengan tujuan mengasimilasi anak-anak pribumi.

Penemuan bulan lalu dari sisa-sisa anak-anak di Kamloops Indian Residential School di British Columbia, yang ditutup tahun 1978, telah membuka kembali luka lama dan memicu kemarahan di Kanada tentang kurangnya informasi dan akuntabilitas.

Dari tahun 1893 hingga 1969, sebuah kongregasi Katolik bernama Missionary Oblates of Mary Immaculate menjalankan sekolah Kamloops, yang pernah menjadi yang terbesar di Kanada. Kemudian tahun 2008, pemerintah Kanada secara resmi meminta maaf atas sistem tersebut.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Memperkokoh Kerukunan Menyambut Momentum Nataru 2024/2025

Jakarta - Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025, berbagai elemen masyarakat diimbau untuk memperkuat kerukunan dan menjaga...
- Advertisement -

Baca berita yang ini