MATA INDONESIA, JAKARTA – Kasus kaburnya prajurit TNI asal Papua sambil membawa senjata mendapat perhatian Panglima TNI.
Ia langsung memerintahkan aparat penegak hukum di TNI dan TNI Angkatan Darat menindak tegas seorang prajurit Yonif 756/Wimane Sili yang membawa kabur satu pucuk senjata api organik jenis SS2 V1.
“Panglima TNI, Jenderal TNI Andika Perkasa telah memerintahkan seluruh penyidik dan aparat hukum TNI AD dan TNI melakukan proses hukum terhadap pelaku dan semua pihak yang membantu terjadinya tindak pidana tersebut,” kata Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayjen TNI Prantara Santosa, Senin 20 Desember 2021.
Kapuspen mengatakan, tindakan Prada Yotam Bugiangge, prajurit yang membawa kabur senjata, telah melanggar beberapa pasal pada Kitab Undang-Undang Hukum Militer (KUHPM), Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1948 dan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1951 tentang Senjata Api.
Mayjen Prantara membenarkan insiden pencurian senjata oleh Prada Yotam. ”Bahwa benar (pelaku) telah meninggalkan dinas tanpa izin. Oknum (adalah) anggota Yonif 756, Kodam XVII/Cendrawasih di Kabupaten Keerom, Papua, (Prada YB) dengan membawa satu pucuk senjata api organik jenis SS2 pada Jumat (17/12) pukul 17.00 WIT,” ujar Prantara.
Kepala Penerangan Kodam XVII/Cendrawasih Kolonel Inf Aqsha Erlangga pada Minggu (19/12/2021) menyampaikan senjata yang dibawa kabur itu tidak berisi peluru atau amunisi. ”Prada Yotam kabur membawa senpi SS1 tanpa membawa amunisi,” ujar Kapendam XVII/Cendrawasih.