Pandemi Covid-19 Bikin Pencapaian Penanganan Tuberkulosis di RI Turun

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Nyaris selama dua tahun Pandemi Covid-19 melanda Indonesia ternyata memiliki dampak yang besar terhadap peningkatan kasus tuberkulosis di dunia.

Menurut mantan Direktur WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama,  Global Tuberculosis Report pada 2021 menurun. ”Bicara peringkat memang jadi begini ya. India (26 persen), Cina (8.5 persen), Indonesia (8.4 persen). Baru sekarang Tuberculosis Report menggambarkan bagaimana dampak besar suatu pandemi terhadap sebuah program,” kata Tjandra saat mengisi webinar Tuberkulosis di Indonesia Masa Pandemi oleh FNM Society Minggu 14 November 2021.

Di Indonesia, dari 271 juta jiwa penduduk, ada sekitar 845 ribu kasus Tuberkulosis dengan rata-rata 96 ribu kasus kematian.

Sementara, menurut mantan menteri kesehatan Indonesia Nila Moeloek, pengobatan kasus Tuberkulosis di Indonesia baru mencapai 67 persen saja. Sedangkan untuk tingkat kesuksesannya mencapai 83 persen.

“Pandemi COVID-19 memperparah penanganan TB karena harus berkompetisi dengan penanganan COVID-19, Inilah yang menyebabkan program pencapaian penanggulangan TB di Indonesia sangat menurun drastis,” ujar Nila.

Sebenarnya, data dari Global Report Tuberculosis 2021 menunjukkan adanya temuan penurunan kasus di Indonesia. Namun menurut Tjandra penurunan itu terjadi bukan karena kasus yang membaik, tapi karena fokus untuk mengurangi penyebaran Tuberkulosis terabaikan karena adanya pandemi.

“Case detection terganggu karena orang mau active finding (kasus Tuberkulosis) ke desa-desa enggak berani, takut ketularan. Orang mau datang ke fasilitas kesehatan juga takut. Lab juga sibuk menangani kasus Covid-19, jadi Tuberkulosis telantar,” kata Tjandra.sekaligus ahli di bidang paru atau pulmonologis,

Penanganan Tuberkulosis di Indonesia sudah menjadi target Presiden Jokowi lewat gerakan Eliminasi Tuberkulosis 2030.

Hal ini juga tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 67 Tahun 2021 mengenai penanganan kasus Tuberkulosis dengan target kasus berangsur hilang di tahun 2022.

“Target tahun 2030, penurunan angka kejadian tuberkulosis 65 per 100.000 penduduk. Dan angka kematian 6 per 100.000 penduduk,” ujar Tjandra.

Namun, karena di awal tahun 2020 dunia menghadapi pandemi baru yaitu Covid-19, target penanganan meleset dari target awal.

”First time in history global fund.  Dampaknya luar biasa pada TB,” ujar Tjandra yang ahli di bidang paru atau pulmonologis,

Tjandra berharap dengan turunnya angka kasus COVID-19 di Indonesia, pemerintah bisa kembali fokus menyelesaikan target pengurangan angka Tuberkulosis. Apalagi tahun depan Indonesia akan menjadi tuan rumah KTT G20.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Wujudkan Data Statistik Berkualitas untuk Pembangunan, Pemkab Sleman Susun Roadmap Pembangunan Statistik Sektoral Tahun 2025-2045

Mata Indonesia, Sleman – Penyelenggaraan statistik sektoral di Kabupaten Sleman perlu diperkuat guna menghasilkan data statistik sektoral yang akurat, mutakhir, terintegrasi, akuntabel, mudah diakses dan berkelanjutan, sehingga perencanaan pembangunan dapat dilakukan secara lebih tepat, terukur, dan tepat sasaran. Dengan demikian, kebijakan dan strategi penyelenggaraan statistik sektoral secara terinci akan dapat mewujudkan hal tersebut.
- Advertisement -

Baca berita yang ini