MATA INDONESIA, JAKARTA – Untuk mewujudkan impian Presiden Jokowi agar memiliki ketahanan energi yang handal dan menjaga lingkungan hidup, Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Anhar Riza Antariksawan mengusulkan Indonesia membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).
“Untuk menjaga lingkungan hidup, kemudian menjaga ketahanan energi, pasokan energi dalam jumlah besar, PLTN bisa digunakan meskipun tetap harus mempertimbangkan faktor keselamatan dan keamanan. Bagaimanapun Indonesia tetap mempertimbangkan PLTN menjadi salah satu alternatif,” kata Anhar di Jakarta, Senin 6 Juli 2020.
Anhar menuturkan PLTN menjadi salah satu pembangkit energi bersih yang tidak mengemisi karbon (CO2), dan itu diakui dalam Kebijakan Energi Nasional (KEN).
Menurutnya, PLTN merupakan salah satu pembangkit listrik berkontribusi terhadap sekitar 15 persen listrik dunia. Sedikitnya ada sekitar 440 PLTN yang beroperasi di seluruh dunia.
Dalam Kebijakan Energi Nasional (KEN) Indonesia, pemakaian energi baru dan terbarukan juga akan meningkat terus, meskipun energi nuklir merupakan opsi terakhir dalam upaya menghasilkan energi listrik untuk kebutuhan dalam negeri.
Saat ini, energi listrik di Indonesia masih didominasi pembangkit listrik berbahan bakar fosil seperti batu bara. Dampaknya adalah menyumbang emisi karbon yang akan berkontribusi pada perubahan iklim dan pemanasan global.
Maka, pemerintah Indonesia menargetkan pada 2025, energi baru dan terbarukan mengambil porsi 23 persen dari bauran energi dalam negeri.