MATA INDONESIA, JAKARTA – Banyak orang menolak vaksinasi dengan alasan efikasinya yang rendah. Namun, Associate Professor Bioteknologi Universiti Putra Malaysia, Bimo Ario Tejo menilai ketersediaan vaksin Covid19 sekarang jauh lebih penting daripada mempersoalkan efikasi.
Sepanjang di atas rekomendasi WHO yaitu pada angka di atas 50 persen, Bimo menilai lebih baik daripada tidak mememiliki vaksin Covid19 karena negara-negara produsen lebih mementingkan kebutuhan mereka sendiri.
Bahkan praktik penimbunan vaksin oleh negara-negara kaya membuat banyak negara tidak mempunyai banyak pilihan.
“Kalau kita terlalu memilih kita tidak akan kebagian vaksin apa pun,” begitu pesan Bimo yang diterima Mata Indonesia News, Selasa 9 Maret 2021.
Bahkan vaksin-vaksin yang menyatakan memiliki efikasi 90 -an persen bisa saja tidak berarti apa-apa jika mutasi Virus SARS-Cov-2 di negara itu tidak terkendali.
Sebab, beberapa mutasi ternyata membuat efikasi vaksin yang sudah dibuat bahkan menjadi tidak berarti.
Contohnya, vaksin dari Pfizer yang pada virus sebelum mutasi memiliki efikasi hingga 95 persen tidak sanggup menghadapi mutasi di Inggris dengan kode B.1.1.7, apalagi mutasi di Afrika Selatan dengan kode B.1.35.1.
Maka, Bimo menegaskan vaksin terbaik adalah yang sekarang ada di depan mata dan disegerakan vaksinasinya agar varian baru hasil mutasi Virus SARS-Cov-2 dengan kode B.1.1.7 yang sudah ditemukan di Indonesia tidak segera menyebar.