MATA INDONESIA, STOCKHOLM – Kenaikan kasus positif Covid19 ternyata bukan berarti tanda gelombang kedua pandemi telah datang. Setidaknya begitu kata ahli epidemiologi Anders Tegnell soal penambahan 1.075 kasus baru di Swedia, Kamis 15 Oktober 2020.
Sejak semula Swedia tidak pernah melakukan lockdown, menutup sekolah, restoran atau bisnis selama pandemi.
Angka tersebut memang tercatat tertinggi sejak Sepetember 2020, namun bukan langkah untuk memasuki gelombang kedua Covid19
“Itu akan memakan penyebaran yang cukup substansial di sebagian besar masyarakat yang sama sekali tidak kita lihat di Swedia,” katanya kepada wartawan yang dikutip 16 Oktober 2020.
Meski begitu, seperti dilansir Reuters, Tegnell menegaskan peningkatan kasus tertinggi tersebut tetap harus ditanggapi sangat serius.
Swedia melaporkan tiga kematian baru pada hari Kamis, sehingga total jumlah kematian karena Covid19 menjadi 5.910. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduknya, angka itu beberapa kali lebih tinggi daripada negara tetangga di Nordik, tetapi lebih rendah dari negara-negara seperti Spanyol, Italia, dan Inggris yang memilih lockdown total.