MATA INDONESIA, JAKARTA – Resesi bisa terjadi saat ini jika kita semua sebagai bangsa memikirkannya setiap hari. Padahal, masih ada jalan supaya Indonesia tidak terjerumus ke dalam resesi jika dilakukan seluruh warga bersama-sama.
Menurut pakar ekonomi dari UGM, Muhammad Edhie Purnawan, jalan yang harus ditempuh adalah digitalisasi di seluruh bidang, terutama yang berkaitan dengan ekonomi.
“Digitalisasi adalah satu-satunya kunci utama yang paling cocok untuk mengatasi persoalan pandemi Covid19. Karena orang tidak bisa keluar rumah, kalau keluar rumah takut sakit, Indonesia masih meningkat luar biasa jumlah kasus positif Covid19, maka cara satu-satunya bagi pengusaha untuk berhubungan dengan pelanggannya secara online,” ujar Edhie saat berbincang dengan Mata Indonesia, Kamis 13 Agustus 2020.
Edhie yang juga anggota Badan Supervisi Bank Indonesia (BSBI) itu menganalisis kondisi ekonomi sekarang dengan resesi ekonomi jelas berbeda 1998.
Pada saat itu sektor keuangan babak belur, namun sektor informal berhasil menjadi penopang sehingga kondisi ekonomi Indonesia tidak semakin benar-benar masuk dalam jurang resesi.
Sekarang, sektor keuangan Indonesia masih sangat baik karena perbankan masih relatif sehat. Jika ada bank yang bermasalah hanya bisa dihitung jari.
Selain itu, sisi permintaan dan produksi sebenarnya masih dalam kondisi baik. Hal itu menjadi buruk karena penghubung antara dua sisi itu tidak ada karena warga takut tertular Covid19 jika sembarangan keluar rumah.
Untuk membangun sistem digital yang mumpuni menjadi penghubung antara sistem pasok dan kebutuhan, Edhie menganjurkan Pemerintahan Jokowi mengacu kepada sifat generasi milenial yaitu kecepatan bertindak.
Hal itu yang seharusnya membuat kita tidak terlalu pesimis akan terjerumus ke dalam resesi adalah pengakuan lembaga pemeringkat utang Fitch bahwa ekonomi Indonesia stabil dan layak investasi.
Meski begitu kita tetap harus waspada dan membantu pemerintah menekan penyebaran Covid19 karena itu menjadi masalah utama kita. Jadi resesi itu akan terjadi kalau kita meyakininya dengan memikirkan hal tersebut setiap hari.