MATA INDONESIA, BIAK – Kehadiran kebijakan Otonomi khusus cukup memberikan angin segar bagi sektor pendidikan di tanah Papua. Hal ini dirasakan sendiri oleh Netha Maryen, seorang tenaga pengajar yang bertugas di Biak.
“Dana Otsus kami gunakan untuk membeli alat-alat peraga dan juga alat tulis supaya anak-anak kami bisa belajar dengan baik,” katanya, dikutip Sabtu 25 September 2021.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada pemerintah pusat yang kembali meggulirkan Otsus jilid II. Menurutnya, dengan kehadiran Otsus selama ini masyarakat Papua sangat terbantu.
“Desa Kami juga sangat jauh dari sumber air bersih maka dari itu kami menggunakan dana otsus juga untuk membuat sumber air untuk desa kami supaya masyarakat dapat merasakan air yang bersih untuk di konsumsi dalam kehidupan sehari hari,” ujarnya.
Namun, ia berharap agar ke depan penyelewengan dana Otsus bisa ditindak tegas. “Saya berharap agar oknum–oknum yang tidak bertanggung jawab segera di tangkap karena korupsi dana Otsus di papua,” ujarnya
Sementara Bupati Kaimana, Freddy Thie memanfaatkan dana Otsus untuk menggratiskan pendaftaran bagi pelajar di wilayahnya.
“Pelajar Orang Asli Papua (OAP) di Kabupaten Kaimana gratis biaya masuk SMA/SMK mulai tahun ajaran 2021/2022. Ini sesuai visi misi bupati dan wakil bupati Kaimana 2021-2024 tentang pendidikan. Jadi tahun ajaran ini perhatian pemerintah daerah bukan hanya tingkat SD, SMP yang wajib gratis tetapi juga SMA/SMK,” katanya.
Langkah ini diambil setelah ada orangtua murid OAP yang mengeluh karena harus membayar biaya pendaftaran ketika anaknya hendak melanjutkan pendidikan SMA. Biayanya bervariasi hingga Rp.1,665 juta.
“Setelah saya diskusi dengan kepala DPKAD, yang juga sebagai Sekda, ternyata ada anggaran Otsus yang bisa dipakai untuk membantu anak-anak pada tahun ajaran baru tingkat SMA/SMK. Jika ada sekolah yang sudah terlanjur memungut biaya, maka akan dikembalikan 100 persen,” ujarnya.