MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Pemimpin tertinggi kedua Al-Qaeda, yang dituduh sebagai salah satu dalang dari serangan mematikan tahun 1998 terhadap Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Afrika tewas di Iran tiga bulan lalu, demikian konfirmasi para pejabat intelijen AS.
Melansir The New York Times, Abdullah Ahmed Abdullah yang memiliki nama samaran Abu Muhammad al-Masri ditembak mati di jalan kota Teheran oleh dua pembunuh dengan sepeda motor pada 7 Agustus, saat peringatan serangan kedutaan. Dia dibunuh bersama putrinya Miriam –seorang janda dari putra Osama bin Laden, Hamza bin Laden.
Menurut pejabat intelijen AS, serangan tersebut dilakukan oleh operasi Israel atas perintah Washington. Otoritas AS telah melacak pergerakan Al-Masri dan operasi Al Qaeda lainnya di Iran selama bertahun-tahun.
Untuk alasan yang masih tidak jelas, Al Qaeda belum mengumumkan kematian salah satu pemimpinnya itu, pun dengan Iran yang masih menutupi kabar tersebut. Sejauh ini tidak ada negara yang secara terbuka mengaku bertanggung jawab atas kematian Al-Masri.
Al-Masri yang merupakan kelahiran Mesir masuk dalam daftar teroris yang paling dicari FBI. Dia didakwa di AS atas kejahatan pemboman Kedubes AS di Kenya dan Tanzania, yang menewaskan 224 orang dan melukai ratusan orang lainnya. FBI bahkan menawarkan hadiah sebesar 10 juta USD untuk informasi seputar sosok Al-Masri.
Fakta bahwa dia pernah tinggal di Iran sungguh mengejutkan, mengingat Iran dan Al Qaeda adalah musuh bebuyutan. Pejabat Intelijen AS mengatakan bahwa Al-Masri telah berada di “tahanan” Iran sejak 2003, tetapi dia telah hidup bebas di distrik Pasdaran di Teheran setidaknya sejak 2015.