Nunung Bohong, Hasil Labfor Tunjukkan Dirinya Sudah Pakai Sabu 13 Bulan

Baca Juga

MATAINDONESIA, JAKARTA - Sempat mengaku baru kembali memakai sabu-sabu selama lima bulan terakhir, ternyata Nunung bohong besar. Buktinya, hasil uji Laboratorium Forensik (Labfor), ternyata pelawak senior itu sudah mengkonsumsi sabu selama 13 bulan.

“Iya dari hasil pemeriksaan rambut, Nunung sudah konsumsi sabu dari 13 bulan lalu,” kata Kabid Narkoba Puslabfor Bareskrim Polri Kombes Sodiq Pratomo di Jakarta, Selasa 30 Juli 2019.

Sodiq menjelaskan, durasi pemakaian narkoba dapat diketahui dengan metode khusus pemeriksaan pada setiap sentimeter rambut pecandu.

Adapun sampel rambut Nunung, adalah sepanjang 13 sentimeter, sementara rambut tumbuh antara setengah hingga 1,3 cm perbulan yang dapat diasumsikan bahwa komedian senior itu telah mengkonsumsi sabu setidaknya 13 bulan.

Selain rambut, Sodiq berkata hasil uji urin Nunung ditemukan kadar metafetamin yang sudah sangat tinggi. Itu membuktikan bahwa ia sudah memakai sabu sejak lama.

Biasanya, kadar metafetamin pada pengguna narkoba golongan pemula jika dites urin setelah dua atau tiga hari konsumsi, maka akan sulit ditemukan. Namun, pada Nunung, setelah lima hari, kadar metafetaminnya masih tinggi.

Seperti diketahui, Nunung diciduk tengah asyik menikmati barang haram tersebut bersama suaminya, July Jan Sambiran. Ia ditangkap di rumahnya di kawasan Tebet, Jakarta Selatan pada Jumat 19 Juli 2019.

Selain Nunung dan suaminya, poilisi juga mengamankan seorang kurir sabu yang diduga memasok narkoba untuk pelawak Srimulat tersebut. Dari penangkapan itu, sejumlah barang bukti juga berhasil disita yakni alat hisap sabu dan sabu sisa pakai seberat 0,36 gram.

Atas perbuatannya, Nunung, July serta Hadi dijerat Pasal 114 Ayat 2 Subsider Pasal 112 Ayat 2 Jo Pasal 132 Ayat 1 Undang Undang RI Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika dengan ancaman hukuman di atas lima tahun penjara.

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini