Narasi “Omicron Tak Bahaya” Harus Dihentikan, Buat Masyarakat Terlena

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Narasi “Omicron tidak berbahaya” harus dihentikan karena akan membuat masyarakat terlena sehingga penularan Covid-19 terus berlanjut yang berujung pada hadirnya varian baru lagi akibat mutasi Virus SARS-Cov-2.

Permintaan itu berasal dari dokter relawan Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet, dr. Andi Khomeini Takdir melalui pesannya yang dilihat Kamis 17 Februari 2022.

“Mohon jangan mengglorifikasi “omicron tidak berbahaya” dan frasa semacam itu. Bahwa kita semua lelah, mungkin iya. Tapi, jangan biarkan orang2 bablas,” ujar lelaki dengan panggilan Dokter Koko itu.

Pernyataan Dokter Koko itu sangat beralasan karena Omicron di Jepang dianggap membawa efek yang lebih ganas.

Menurut catatan Worldometers di tengah dominasi omicron kasus kematian akibat Covid-19 berada di Jepang sekitar 200 orang per hari.

Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida menduga ganasnya Omicron di negeri sakura tersebut karena program vaksin booster terlambat diluncurkan.

Akibatnya banyak anggota masyarakat yang rentan berada dalam bahaya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

PKL Teras Malioboro 2: Suara Ketidakadilan di Tengah Penataan Kawasan

Mata Indonesia, Yogyakarta – Sejak relokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) dari Malioboro ke Teras Malioboro 2, berbagai persoalan serius mencuat ke permukaan. Kebijakan relokasi yang bertujuan memperindah Malioboro sebagai warisan budaya UNESCO justru meninggalkan jejak keresahan di kalangan pedagang. Lokasi baru yang dinilai kurang layak, fasilitas yang bermasalah, dan pendapatan yang merosot tajam menjadi potret suram perjuangan PKL di tengah upaya mempertahankan hidup.
- Advertisement -

Baca berita yang ini