Muhammadiyah Konsisten Hadirkan Islam Rahmatan lilalamin

Baca Juga

MATA INDONESIA, YOGYAKARTA – Muhammadiyah tetap konsisten untuk menghadirkan Islam yang rahmatan lilalamin. Salah satu terjemahannya adalah program mencerdaskan pendidikan antar bangsa. Pernyataan ini disampaikan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah saat menggelar Refleksi Akhir Tahun 2021 di Kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah Yogyakarta, Rabu 29 Desember 2021.

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir mengatakan bahwa setiap akhir tahun selalu ada refleksi untuk merenungkan apa saja yang sudah dilewati. Selain itu juga memproyeksikan apa yang akan terjadi pada tahun yang akan datang.

“Muhammadiyah ingin melangkah jauh lebih baik lagi. Kami ingin hadir dengan program strategis yang nyata yakni lewat amal usaha Pendidikan,” katanya.

Haedar mengatakan terdapat sejumlah poin penting Muhammadiyah dalam merefleksikan apa yang sudah terjadi selama 2021.

Pertama, perdamaian dan usaha untuk menciptakan tatanan dunia yang lebih menyatu antara satu sama lain di tengah konflik regional dan ranah global.

Kedua, menyambut tahun politik, Haedar mengajak semua pihak untuk merefleksikan perjalanan demokratisasi di Indonesia. Tahun 2022 hingga 2024 akan menjadi awal rekonstruksi demokrasi yang susbtantif dan tidak semata-mata demokrasi prosedural. Haedar mengatakan, demokrasi di Indonesia mengalami kemajuan jika dibandingkan dengan masa sebelum reformasi.

Ketiga dari segi ekonomi, Muhammadiyah juga menyoroti soal UMKM di Indonesia yang belum berkembang bahkan cenderung jalan di tempat. ”Kalau ingin mengangkat ekonomi rakyat, harus ada kebijakan yang progresif untuk mengangkat kualitas dan keberadaan ekonomi mikro kecil dan menengah (UMKM),” kata  Haedar.

Keempat, di bidang budaya, Muhammadiyah mengajak untuk menjaga dan melestarikan budaya yang warisan leluhur, contohnya melalui pendidikan.

Menurutnya sekarang ini muncul era Islamophobia yang hadir karena reaksi bias terhadap berbagai macam proses interaksi antar bangsa dengan latar belakang agama yang berbeda.

Muhammadiyah hadir untuk mengeliminasi  dan modernasi Islamophobia tersebut. Tidak semata mata lewat peran literasi, tapi lewat institusi yang hadir secara nyata dan bersifat inklusif, yakni lembaga pendidikan.

“Lembaga pendidikan itu merupakan satu institusi yang paling insklusif yang dihadirkan Muhammadiyah pertama di Indonesia dan di ranah global. Oleh karena itu, Muhammadiyah ingin menghadirkan multikulturalisme yang dijembatani dan dimoderasi oleh lembaga pendidikan Islam,” ujarnya.

Reporter: Muhammad Fauzul Abraar 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini