Kesenjangan Ekonomi Terus Ditekan untuk Menyelesaikan Masalah Keamanan di Papua

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Pemerintah terus berupaya menekan kesenjangan ekonomi di Papua sebagai wujud keseriusan dalam rangka menyelesaikan persoalan keamanan di Tanah Papua. Upaya ini sudah sepatutnya dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Pengamat intelijen dan keamanan Stanislaus Riyanta juga menilai bahwa permasalahan kesenjangan harus segera diselesaikan agar sektor keamanan tidak terkena dampaknya.

“Ini harus diselesaikan dan pemerintah harus mengejar supaya angka kesenjangan ekonomi bisa ditekan. Secara paralel kualitas hidup masyarakat ditingkatkan dan permasalahan keamanan diselesaikan,” kata Stanislaus kepada Mata Indonesia News, Sabtu 18 Desember 2021.

Mantan Staf khusus bidang otonomi daerah di era Susilo Bambang Yudhoyono, Velix Wanggai pernah mengungkapkan bahwa kesenjangan dan ketidakadilan merupakan amunisi untuk mengganggu keamanan di Papua. Terlebih dengan masih adanya wilayah yang terisolasi dan belum sepenuhnya mendapatkan manfaat dari proyek pembangunan.

“Setting persoalan dari Papua yang mungkin kita lihat unik dan kompleks, karena kita melihat ada sentra wilayah yang selama ini terisolasi dan belum terlayani dalam konteks pembangunan, di daerah masih yang relatif tertinggal,” kata Velix.

Selain pembangunan, faktor lainnya yaitu kualitas pelayanan kesehatan, pendidikan dan pemberdayaan ekonomi yang berjarak juga menjadi bibit persoalan yang selama ini terjadi di Papua.

“Irisan dengan ketertinggalan itu menjadi amunisi munculnya sentra pergerakan perlawanan terhadap pemerintah sehingga ada alasan saling beririsan, kekecewaan pembangunan, pelayanan birokrasi yang terbatas, pelayanan dasar pendidikan yang terbatas tentu ada ideologi yang masih melekat dan sentra perlawanan itu ternyata terkonsentrasi di wilayah terpencil khususnya Kabupaten Puncak Jaya,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Komitmen Pemerintah Wujudkan Kemandirian Ekonomi Papua Melalui Lumbung Pangan Nasional

*) Oleh : Ratna Juwita Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto telah menunjukkankomitmen kuat untuk melakukan pembangunan Lumbung Pangan Nasional di Kabupaten Merauke, Papua. Melalui program ini, diharapkan Papua tidak hanyamenjadi daerah yang mandiri dalam hal pangan, tetapi juga menjadi motor perekonomian yang memberikan dampak positif bagi seluruh masyarakat.  Sejak diluncurkan, program Lumbung Pangan Nasional yang berbasis di KabupatenMerauke ini mendapat perhatian khusus dari berbagai pihak. Salah satunya adalahtokoh masyarakat adat Papua, Bonefasius Muenda, yang mengungkapkan bahwaPresiden Prabowo Subianto memiliki perhatian besar terhadap pembangunan di Papua. Menurut Muenda, upaya pemerintah untuk menjadikan Merauke sebagai Lumbung Pangan Nasional mencerminkan niat tulus Presiden Prabowo untuk menyejahterakanmasyarakat Papua. Hal ini tidak hanya terlihat dari kebijakan yang digulirkan, tetapijuga dari langkah konkret yang telah diambil untuk membangun infrastrukturpendukung, membuka lapangan pekerjaan, serta mendorong keterlibatan masyarakatdalam proses pembangunan. Menurutnya, program ini akan memberikan dampak langsung terhadap ekonomimasyarakat setempat, yang selama ini lebih banyak bergantung pada sektortradisional dan terbatas pada kegiatan pertanian subsisten. Melalui Lumbung Pangan Nasional, Merauke akan menjadi daerah yang tidak hanyamengelola hasil pertanian untuk kebutuhan lokal, tetapi juga untuk mendukungketahanan pangan nasional. Dengan lahan yang subur dan potensi besar dalamsektor pertanian, Merauke menjadi pilihan ideal untuk menjadi pusat produksi pangan, baik untuk konsumsi lokal maupun ekspor. Kemudian, Presiden Prabowo juga akan membangun sejumlah infrastrukturpendukung berupa dermaga di Wanam dan jalan sepanjang 135 kilometer dariWanam ke Muting. Infrastruktur tersebut akan memberikan akses bagi petani untukmengangkut alat-alat pertanian dan hasil panen. Dengan kondisi lahan yang rata dan berawa,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini