MATA INDONESIA, JAKARTA – Area yang berbahaya kerap dipilih oleh kelompok separatis dan teroris (KST) Papua untuk bersembunyi dari kejaran aparat keamanan TNI-Polri. Puncak gunung khususnya di kawasan Kampung Tua di atas Gunung Impura, Distrik Kosiwo, Kabupaten Kepulauan Yapen menjadi salah satunya.
Pengamat intelijen dan keamanan Stanislaus Riyanta menilai bahwa pemilihan lokasi yang tidak mudah diakses seperti puncak gunung menjadi andalan KST Papua.
“Yang namanya tempat persembunyian pasti dipilih tempat yang tidak mudah diakses, mudah melakukan pemantauan, dan tidak mudah diduga oleh orang lain atau pihak lawan, puncak gunung adalah salah satu tempat ideal untuk persembunyian bagi KST di Papua. Apalagi mereka benar-benar menguasai medan, yang tentu berbeda penguasaannya dengan TNI Polri,” kata Stanislaus kepada Mata Indonesia News, Rabu 29 Desember 2021.
Menurut keterangan Satgas Nemangkawii, rumah atau pondok yang digeledah sering dijadikan sebagai markas komando. Sejumlah barang bukti juga sudah diamankan mulai dari senjata tajam seperti gergaji, badik, sangkur hingga parang dan senjata rakitan.
Namun dalam penggeledahan tersebut polisi tidak menemukan sejumlah alat komunikasi atau elektronik yang digunakan oleh para tersangka. Hal ini diduga karena ada indikasi tersangka lain sudah mengamankan sejumlah barang bukti saat meninggalkan markas.
Meski demikian, terdapatr sejumlah barang bukti lain seperti pakaian dinas lapangan (PDL) bermotif loreng-loreng lengkap dengan baret berwarna merah juga ditemukan di lokasi. Polisi juga mengamankan sejumlah atribut yang berkaitan dengan bintang kejora seperti bendera, ikat kepala hingga buku-buku referendum.
“Yang jelas sudah sampai TKP, situasi sepi tau ditinggalkan dalam keadaan kosong. Jadi kemungkinan semua yang berkaitan dengan BB (Barang Bukti) lainnya tidak ada, atau sudah dibawa mereka,” kata Kepala Operasi Nemangkawi, Brigjen Ramdani Hidayat.