Misteri yang Tertinggal di Invasi Teluk Babi

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Hingga kini peristiwa 59 tahun lalu di Kuba masih meninggalkan misteri. Sejarah dunia mencatat 17 April 1961 adalah ada upaya Amerika Serikat menaklukkan Kuba yang memiliki hubungan sangat mesra dengan Uni Soviet atau Rusia sekarang.

Saat itu Amerika Serikat (AS) melakukan invasi dalam kamuflase karena tidak dilakukan oleh militer resmi, bahkan leadernya bukan lah komando pasukan khusus.

Penyerangan yang dikenal sebagai Invasi Teluk Babi itu justru dipimpin biro intelijen yang terkenal ke seluruh dunia sekarang, Central Intelligence Agency (CIA).

Markas intelijen itu melatih pasukan paramiliter di Guatemala dan Nicaragua. Mereka diberinama Brigade 2506.

Inisiatif penyerangan ke Kuba itu berasal dari Dwight D Eisenhower yang menjabat Presiden AS sebelum John Fitzgerald Kennedy.

Hal itu akibat dia mengkhawatirkan arah politik Fidel Castro yang memimpin Kuba karena mengadopsi ideologi komunis dalam memimpin negara pulau itu. Akibatnya hubungan Havana dan Moskow menjadi sangat dekat, padahal AS saat itu merupakan musuh Soviet dalam perang dingin.

Pada 1960 Eisenhower menyetujui anggara 13,1 juta dolar AS kepada CIA untuk menggulingkan Castro.

Anggaran itu juga dialokasikan kepada sejumlah kelompok kontra-revolusi Kuba yang digalang CIA.

Tetapi bukan Eisenhower yang ‘memencet tombol’ awal penyerbuan ke Cuba tersebut, melainkan penggantikan Kennedy.

Sebanyak 1.400 personel paramiliter yang dibagi dalam lima batalion infantri dan satu batalion pasukan payung pun disiapkan di Guatemala sebelum diberangkatkan ke Kuba dengan menggunakan kapal pada 13 April 1961.

Pada 15 April 1961 pesawat pembom B-26 AS dengan atribut militer Kuba menyusup masuk dan menembaki pangkalan militer negeri cerutu itu lalu kembali lagi ke AS.

Keesokan malamnya, pasukan dari Brigade 2506 mendarat di sebuah pantai bernama Playa Giron di Teluk Babi, pesisir selatan Kuba.

Mereka disambut hangat para milisi revolusioner setempat yang sudah digalang CIA untuk menumbangkan pemerintahan Fidel Castro. Semangat para milisi Kuba itu juga sangat tinggi dengan kedatangan paramiliter tempaan CIA.

Namun, pasukan siluman terebut mendapat perlawanan sengit dari militer Kuba. Bahkan angkatan udaranya ikut mendukung dan menenggelamkan sejumlah kapal paramiliter tersebut.

Serangan itu awalnya dipimpin Jose Ramon Fernandez, tetapi akhirnya Castro sendiri mengambil alih perlawanan tersebut.

Ketika ‘kedok’ AS semakin terbuka di Teluk Babi, paramiliter tempaan CIA tersebut kerepotan membalas perlaanan Castro.

Parahnya lagi, di sinilah misterinya, Kennedy menolak mengirimkan bantuan serangan udara demi berhasilnya misi tersebut.

Alhasil, para penyerbu menyerah dalam waktu dua hari setelah mendarat di Teluk Babi. Padahal 67 orang paramiliter Brigade 2506 tewas dan 10 orang lainnya meregang nyawa di hadapan regu tembak.

Selain itu, 118 anggota brigade dinyatakan hilang, 360 orang terluka dan 1.202 orang ditangkap Pemerintahan Revolusioner Castro.

Meski kekalahan itu menjadi tamparan keras untuk AS, hingga kini meski dokumen Invasi Teluk Babi sudah dibuka untuk umum oleh CIA, namun alasan Kennedy tidak mengirim pasukan udara tetap menjadi misteri.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Peran Sentral Santri Perangi Judol di Era Pemerintahan Prabowo-Gibran

Jakarta - Kalangan santri dianggap menjadi salah satu elemen bangsa yang mampu terlibat aktif dalam pemberantasan Judi Online yang...
- Advertisement -

Baca berita yang ini