Akhir Pekan, Rupiah Jadi Jawara Asia

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Nilai tukar rupiah atas dolar AS ditutup menguat di akhir pekan, 17 April 2020. Mengutip data RTI Bussines, ditutup pada posisi Rp 15.430 per dolar AS atau menguat 1,34 persen. Posisi ini membuat rupiah mencatatkan diri sebagau jawara bagi mata uang se-Asia.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, penguatan rupiah ditopang oleh pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran 4,5 persen sampai 4,6 persen pada kuartal I 2020.

“Proyeksi ini setidaknya tak seburuk skenario yang beberapa waktu terakhir diungkapkan ke publik. Proyeksi ini juga tidak terlalu jauh dari realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,07 persen pada kuartal I 2019,” ujar Ibrahim pada Jumat sore.

Selain itu, pemerintah juga mengungkapkan sudah mulai melakukan pencairan bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat. Hal ini bertujuan untuk menjaga daya beli masyarakat di tengah penyebaran pandemi virus corona atau Covid-19 di Indonesia.

“Dengan begitu, risiko perlambatan pertumbuhan ekonomi bisa diminimalisir,” katanya.

Selain itu, penguatan rupiah juga terbantu oleh intervensi Bank Indonesia di pasar spot, SBN, dan DNDF. Kemudian, juga ditopang oleh fundamental ekonomi nasional yang dinilai masih cukup baik.

Sementara dari luar negeri, sentimen yang mewarnai pergerakan kurs berbagai negara termasuk rupiah datang dari rencana pelonggaran penutupan akses wilayah (lockdown) di negara-negara Eropa dan AS. Kemudian, juga datang dari wacana penemuan obat virus corona dari perusahaan medis di AS, Gilead Sciences.

Bahkan sekitar 125 pasien yang menjadi uji coba obat tersebut sudah dinyatakan sembuh dan boleh pulang. “Hal ini memicu optimisme bahwa wabah virus corona bisa diatasi ke depan,” ujar Ibrahim.

Sebagai perbandingan, mata uang lain di Asia juga ikut menguat, namun tak setinggi rupiah. Misalnya won Korea Selatan menguat 0,85 persen, rupee India 0,6 persen, dan baht Thailand 0,34 persen.

Kemudian dolar Singapura menguat 0,24 persen, ringgit Malaysia 0,14 persen, yen Jepang 0,12 persen, yuan China 0,1 persen. Sementara dolar Hong Kong stagnan dan peso Filipina melemah 0,24 persen.

Sebaliknya, mayoritas mata uang utama negara maju justru terperosok ke zona merah. Euro Eropa melemah 0,11 persen, poundsterling Inggris minus 0,11 persen, dolar Kanada minus 0,09 persen, dan franc Swiss minus 0,06 persen.

Sementara dolar Australia menguat 0,03 persen dan rubel Rusia 0,05 persen.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Peran Sentral Santri Perangi Judol di Era Pemerintahan Prabowo-Gibran

Jakarta - Kalangan santri dianggap menjadi salah satu elemen bangsa yang mampu terlibat aktif dalam pemberantasan Judi Online yang...
- Advertisement -

Baca berita yang ini