SMRC: Rakyat Indonesia Apresiasi Presiden Jokowi Cepat Tangani Corona

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Rakyat Indonesia mengapresiasi kebijakan Presiden Joko Widodo-Wapres Ma’ruf Amin terkait penanganan wabah corona (COVID-19) di Indonesia. Hasil survei dari Saiful Mujani Research Center (SMRC) menyebutkan bahwa 52 persen koresponden menilai pemerintahan cepat dalam menangani corona.

Sementara 41 persen lainnya menilai pemerintah cenderung lambat. “Warga hampir terbelah dalam menilai kecepatan pemerintah pusat menangani COVID-19. Dengan error margin 2,9 persen, mayoritas warga bersikap positif,” ujar Direktur SMRC Sirojudin Abbas, Jumat 17 April 2020.

Survei ini menyebutkan bahwa mayoritas warga di Jawa Tengah dan Jawa Timur menilai pemerintah pusat cepat menangani penyebaran virus corona dengan persentase 61 persen. Sementara warga DKI Jakarta cenderung menilai pemerintah lambat dengan persentase 54 persen dan warga Jawa Barat 41 persen.

“Penilaian warga Jateng atas kecepatan pemerintah provinsi dalam menangani masalah covid-19 lebih tinggi dibanding penilaian warga di daerah lain,” kata Sirojudin.

Dalam kategori provinsi, responden menilai Jateng dianggap tercepat dalam penanganan COVID-19 dengan persentase 73 persen, disusul Jatim 68 persen dan Jakarta 62 persen. Sementara pemerintah provinsi yang dianggap lambat menangani yakni Banten dan Sulsel sebesar 50 persen dan Jabar 49 persen.

“Penanganan di tingkat kabupaten atau kota, kecamatan, desa, dan kelurahan juga dianggap lebih cepat ketimbang pemerintah pusat,” ujar Sirojudin.

Survei ini dilakukan dengan sampel basis sebanyak 1.200 responden nasional yang dipilih secara acak melalui telepon pada 22-25 Maret 2020 dan 9-12 April 2020. Populasi pemilih merupakan Warga Negara Indonesia (WNI) berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah.

Margin of error survei ini diperkirakan 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen dengan asumsi simple random sampling.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

PKL Teras Malioboro 2: Suara Ketidakadilan di Tengah Penataan Kawasan

Mata Indonesia, Yogyakarta – Sejak relokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) dari Malioboro ke Teras Malioboro 2, berbagai persoalan serius mencuat ke permukaan. Kebijakan relokasi yang bertujuan memperindah Malioboro sebagai warisan budaya UNESCO justru meninggalkan jejak keresahan di kalangan pedagang. Lokasi baru yang dinilai kurang layak, fasilitas yang bermasalah, dan pendapatan yang merosot tajam menjadi potret suram perjuangan PKL di tengah upaya mempertahankan hidup.
- Advertisement -

Baca berita yang ini