MATA INDONESIA, HOLLYWOOD – Kontestan Miss Universe asal Myanmar, Thuzar Wint Lwin, menggunakan kontes kecantikan pada Minggu (16/5), sebagai ajang untuk mempromosikan kekerasan junta dan mendesak dunia menentang pemerintahan junta militer.
“Orang-orang kami sekarat dan ditembak oleh militer setiap hari,” kata Thuzar Wint Lwin dalam pesan video untuk kompetisi tersebut, di mana dia tampil di final di Seminole Hard Rock Hotel & Casino di Hollywood, Florida.
“Saya ingin mendorong semua orang untuk berbicara tentang Myanmar. Sebagai Miss Universe Myanmar sejak kudeta, saya telah berbicara sebanyak yang saya bisa,” sambungnya, melansir Reuters, Senin, 17 Mei 2021.
Thuzar Wint Lwin merupakan salah satu di antara puluhan selebriti, aktor, influencer media sosial, dan olahragawan Myanmar yang turut menyuarakan penentangan terhadap kudeta yang dilakukan oleh junta militer.
Setidaknya 790 orang telah terbunuh oleh pasukan keamanan sejak kudeta, menurut kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP). Dilaporkan lebih dari 5 ribu orang telah ditangkap, dengan sekitar 4 ribu masih ditahan – termasuk beberapa selebriti.
Thuzar Wint Lwin yang merupakan seorang mahasiswa bahasa Inggris di University of East Yangon tidak berhasil mencapai babak terakhir kompetisi Miss Universe.
Akan tetapi, perempuan berusia 22 tahun itu memenangkan penghargaan untuk Kostum Nasional Terbaik, yang didasarkan pada kostum etnis orang Chinnya dari Myanmar barat laut – di mana pertempuran berkecamuk dalam beberapa hari terakhir antara tentara dan pejuang milisi anti-junta.
Saat dia berparade dengan kostum nasionalnya, dia mengangkat sebuah plakat bertuliskan “Berdoa untuk Myanmar.” Pada ajang kecantikan tersebut, Ma Thuzar Wint Lwin juga mendapat perhatian lebih dari panitia Miss Universe 2020 karena koper yang ia bawa dari Myanmar hilang di Amerika Serikat pada 6 Mei.