MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Pelatih Herry Imam Pierngadi menegaskan masih ada harapan dalam tubuh sektor ganda putra Indonesia, meski tak ada satu pun wakil ganda putra Indonesia di partai final Toyota Thailand Terbuka 2021.
Pasangan Mohammad Ahsan/Hendra Gunawan harus mengakui kehebatan pasangan asal Cina Taipei, Lee Yang/Wang Chi-Lin melalui rubber set 14-21, 22-20, dan 21-12. Dengan begitu kandas sudah impian Indonesia meraih gelar di Negri Gajah Putih tersebut.
Sementara pasangan ganda putra lainnya, seperti Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, tiga pasangan ganda putra pelapis, Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin, Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana, dan Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan harus tersingkir lebih awal.
Kendati demikian, pelatih Herry optimistis masih ada harapan di sektor ganda putra Indonesia di masa mendatang. Herry mengatakan penampilan ketiga pasangan pelapis ini cukup baik selama bertanding di Impact Arena, Bangkok tersebut.
“Mereka pertama kali turun di super 1000, tapi bisa melawan dan oke mainnya. Jadi di satu sisi, ada harapan dengan tiga pasangan-pasangan muda ini. Mulai kelihatan hasil latihan mereka, bisa bersaing dengan lawan-lawan negara lain juga,” ungkap Herry, dalam rilis yang diterima Mata Indonesia, Minggu, 24 Januari 2021.
“Jadi ada dua sisi. Memang satunya gagal, yang satunya ada harapanlah,” sambungnya.
Pada seri pertama Yonex Thailand Terbuka pekan lalu, Leo/Daniel mampu mengalahkan seniornya, Fajar/Rian di babak kedua, 16-21, 21-17, 22-20. Sayang, langkah mereka dihentikan oleh pasangan Malaysia Goh V. Shem/Tan Wee Kiong di babak semifinal melalui dua set langsung 19-21, 10-21.
Sementara pada turnamen kedua tahun ini, di babak pertama Fikri/Bagas menyingkirkan juara All England 2016, Vladimir Ivanon/Ivan Sozonov asal Rusia dengan rubber game 21-15, 16-21, dan 21-13. Sayang, Fikri/Bagas harus tersingkir di babak kedua oleh pasangan asal Jerman Mark Lamsfuss/Marvin Seidel lewat straight set, 16-21, 15-21.
Adapun Pramudya/Yeremia, pada babak pertama seri kedua Thailand Terbuka 2021 mengalahkan pasangan Prancis, Eloi Adam/Julien Maio, 21-14, 21-16. Di babak kedua, Pramudya/Yeremia harus mengakui kehebatan seniornya, Ahsan/Hendra lewat skor, 18-21, 18-21.
Pelatih Herry mengatakan bahwa sederet hasil tersebut, telah membuktikan pasangan muda binaannya siap tampil di ajang bergengsi kejuaraan bulutangkis dunia. Herry juga mengungkapkan bahwa selama 10 bulan terakhir, para pemain muda banyak melakukan sparing dengan para senior.
“Itu hasil selama 10 bulan lebih sparing dan latihan bersama dengan pemain-pemain top 10 yang ada di Indonesia. Seperti Kevin/Marcus, Ahsan/Hendra, dan Fajar/Rian,” lanjut Herry.
“Kan tidak berbeda terlalu jauh dengan negara lain. Menurut saya kemarin mereka bertanding bisa memberikan hasil latihannya sesuai dengan yang diharapkan,” sambungnya.
Herry menambahkan, kemenangan bukanlah tujuan utama untuk para pemain debutan. Yang terpenting adalah pola permainan, konsistensi, dan kerja sama di lapangan. Selain itu, Ia juga menyarangkan para pemain muda untuk bermain nothing to lose, mengingat ini pertama kalinya bagi para pemain muda di atas tampil di ajang series 1000.
“Saya sih tidak selalu melihat menang atau kalahnya. Saya melihat cara mereka bermain, pola mereka bermain sudah terbentuk, sudah sesuai dengan apa yang kita harapkan. Tinggal nanti ditambahin jam pertandingan dan ada beberapa teknik yang harus diperbaiki,” ucap Herry mengevaluasi.
“Garis besarnya sih pola main mereka bisa jalan. Banyak main pola no lob itu sudah jalan. Mereka bisa menerapkan di lapangan saat pertandingan. Walaupun masih turun-naik begitu. Kalah jam terbang lah,” tuntasnya.