Meriahkan HUT RI di Masa Pandemi, Yayasan SMG Gelar Lomba Cerdas Cermat Bertema Kebangsaan di Pedalaman Manggarai

Baca Juga

MATA INDONESIA, SATARMESE – Yayasan Somba Mori Go (YSMG) ikut memeriahkan HUT ke-76 RI dengan menggelar lomba cerdas-cermat dari tingkat SD hingga SMA serta Orang Muda Katolik (OMK). Tema kegiatan ini adalah “Bersatu Dalam Iman, Harapan dan Kasih, Bersama Melawan Pandemi.” Sedangkan materi lomba, yaitu Kisah Hidup Santo dan Santa, pengetahuan umum tentang gereja dan wawasan kebangsaan.

Acara tersebut dilaksanakan di Iteng, Ibukota Kecamatan Satarmese, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, Senin, 16 Agustus 2021. Iteng berjarak sekitar 36 kilometer arah selatan Ruteng, Ibukota Kabupaten Manggarai.

Pendiri sekaligus pembina Yayasan Somba Mori Go Boni Hargens, PhD mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk memupuk rasa nasionalisme di kalangan pelajar dan anak muda. Ia pun berterimakasih atas kesediaan pemerintah setempat dalam mendukung pelaksanaan kegiatan tersebut.

“Kehadiran Camat, Kapolsek, Koramil menjadi bagian dari sinergi antar pemangku kebijakan dalam melawan pandemi Covid-19. Sekaligus memupuk spirit nasionalisme di tengah pandemi,” ujarnya kepada Mata Indonesia News, Selasa 17 Agustus 2021.

Menurut Boni, lomba cerdas-cermat ini merupakan bagian dari program yayasan yang didirikannya. Beberapa tahun lalu, ia sudah membuat dua rumah baca sebagai wadah untuk mendidik generasi muda untuk memiliki wawasan yang luas. “Kegiatan ini bagian dari membangun kesadaran sosial masyarkat sekaligus memupuk literasi tentang nilai-nilai kebangsaan,” katanya.

Kegiatan ini dibuka oleh Camat Satarmese, Damianus Arjo, SSTP. Selain itu, turut dihadiri berbagai stakeholder seperti Kapolsek Daniel Djihu, Danramil Abrouw Araujo, Romo Benyamin Jegaut, Pr beserta para kepala sekolah, guru pendamping dan pelajar.

Danramil Abrouw Araujo saat mengalungkan medali kepada pemenang lomba cerdas-cermat di Iteng, Ibukota Kecamatan Satarmese, Kabupaten Manggarai, Senin, 16 Agustus 2021 (istimewa)

Camat Dami pun memberikan apresiasi atas kegiatan cerdas-cermat yang digelar oleh YSMG. Ia mengatakan, kegiatan demikian bisa menumbuhkan semangat nasionalisme bagi para peserta. “Sekaligus untuk membentuk karakter anak sebagai penerus bangsa dan gereja,” ujarnya.

Ia juga menilai kegiatan ini selain menumbuhkan nilai kebangsaan karena bertepatan dengan HUT RI, juga ikut menguatkan keimanan peserta untuk meneladani hidup para Santo dan Santa.

Dami memandang bahwa kegiatan ini tepat dilaksanakan menjelang HUT ke-76 RI dirangkai dengan materi lomba Kisah Hidup Santo dan Santa yang selama hidupnya banyak memberi suritauladan.

“Ini patut menjadi cermin dan pegangan hidup bagi generasi muda. Saya menyampaikan terima kasih kepada pendiri Yayasan Somba Morigo, Boni Hargens, PhD yang telah memberi perhatian yang tak kecil terhadap tumbuh kembang generasi muda di Kecamatan Satarmese,” katanya.

Menurutnya, kegiatan seperti ini menjadi motivasi untuk menggelar kegiatan berikutnya. Ia juga mengatakan bahwa lomba ini bukan semata melihat siapa yang juara atau tidak juara, namun banyak nilai yang didapatkan.

“Seperti kedisiplinan waktu dalam menjawab pertanyaan, melatih anak-anak untuk public speaking, kekompakan dan kerja sama terbangun serta pengambilan keputusan yang tepat dalam menjawab setiap pertanyaan,” ujarnya.

Kapolsek Sartarmese Daniel Djihu saat mengalungkan medali kepada pemenang lomba cerdas-cermat di Iteng, Ibukota Kecamatan Satarmese, Kabupaten Manggarai, Senin, 16 Agustus 2021 (istimewa)

Sementara Wakil Ketua Umun Yayasan Somba Mori Go Thomas Junggam mengungkapkan bahwa lomba ini dibagi dalam dua kategori, yakni kategori SD dan kategori remaja yang meliputi pelajar SMP, SMA dan OMK.

Tentang tim juri, Thomas menyebut melibatkan koordinator pendidikan, pengawas sekolah dan para kepala sekolah setempat.

Dari lomba ini yang keluar sebagai juara kategori anak-anak, yakni SDI Wukulaku (juara satu), SDI Iteng I ( juara dua), dan SDK Ponggeok (juara tiga).

Sedangkan kategori remaja masing – masing OMK Stasi Iteng (juara satu), SMA Santa Maria Iteng (juara dua) dan SMPN 12 Paka (juara tiga).

Thomas juga menyebut masing-masing kategori mendapat hadiah uang tunai Rp 3 juta (juara satu), Rp 2 juta (juara dua) dan Rp 1 juta (juara tiga).

Masing-masing kategori juga mendapat hadiah tropi, medali dan sertifikat sebagai peserta. “Sementara peserta yang belum meraih juara mendapatkan sertifikat sebagai bukti telah mengikuti kegiatan ini,” katanya.

Taman Baca milik Yayasan Somba Mori Go

Kegiatan ini merupakan hasil dari diskusi dengan pendiri sekaligus pembina yayasan ini, Boni Hargens, PhD beberapa waktu lalu di Jakarta. “Mengapa harus cerdas-cermat karena yayasan ini telah membagikan buku-buku perjalanan hidup santo dan santa selain pembukaan taman bacaan,” ujarnya.

Ternyata kegiatan tersebut membawa efek yang positif bagi anak-anak. Mereka telah membaca buku-buku itu. Semua pertanyaan yang diajukan dapat dijawab dengan baik.

Ia pun menyampaikan terima kasih kepada camat, Kapolsek, Danramil, dewan juri dan peserta yang telah mengambil bagian secara total pada kegiatan ini .

Taman Baca milik Yayasan Somba Mori Go

Yayasan ini hadir sebagai mitra sekolah, mitra gereja dan mitra pemerintah. Sejak berdiri, yayasan ini konsen di bidang pendidikan. Secara spesifik menulis buku tentang santo dan santa (kisah orang-orang kudus pada Gereja Katolik) serta membuka taman baca di Iteng.

Buku-buku yang disiapkan, yakni buku pelajaran SD, SMP, SMA serta sejumlah buku karya pendiri yayasan, Boni Hargens, PhD.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini