Menteri Mahfud MD Tegaskan Keamanan Papua Kondusif

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam), Mahfud MD menyatakan Papua, terutama Jayapura dalam keadaan kondusif.

Sebab, Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVI yang akan ditutup Presiden Jokowi, 13 November 2021 sore tidak mengalami gangguan keamanan hingga tulisan ini dibuat.

“Suasana menjelanng hari terakhir Peparnas XVI di Jayapura yg akan ditutup oleh Presiden sore (13/11/21) ini terasa kondusif. Sbg penjab ketertiban dan keamanan saya bersama Mendagri Prof. Tito Karnavian mengecek kesuapan Penutupan sekaligus nonton final beberapa cabang olahraga,” ujar Mahfud MD yang dikutip Sabtu 13 November 2021.

Sementara Presiden Jokowi dalam perjalanan menuju Papua dari Bandar Udara Internasional Lombok Zainuddin Abdul Madjid ke Papua dengan menggunakan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 sekitar pukul 08.30 WITA.

Setibanya di Provinsi Papua, Jokowi diagendakan menyaksikan sejumlah pertandingan yang tengah berlangsung di Gelanggang Olahraga (GOR) Trikora dan GOR Cendrawasih, Kota Jayapura.

Presiden Jokowi akan secara resmi menutup Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVI Papua Tahun 2021, yang digelar di Stadion Mandala, Kota Jayapura, Sabtu malam.

Presiden Jokowi akan bermalam di Kota Jayapura, sebelum kembali ke Jakarta, pada keesokan harinya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Kemandirian Pangan dan Energi di Papua Menjadi Pilar Strategis Pembangunan Nasional

Oleh: Markus Yikwa *) Agenda kemandirian pangan dan energi kembali menempati posisi sentral dalam arah kebijakanpembangunan nasional. Pemerintah secara konsisten menegaskan bahwa ketahanan negara tidakhanya diukur dari stabilitas politik dan keamanan, tetapi juga dari kemampuan memenuhikebutuhan dasar rakyat secara mandiri dan berkelanjutan. Dalam konteks ini, Papua ditempatkansebagai salah satu wilayah kunci, baik untuk mewujudkan swasembada pangan maupunmemperkuat fondasi kemandirian energi berbasis sumber daya domestik seperti kelapa sawit. Upaya percepatan swasembada pangan di Papua mencerminkan pendekatan pemerintah yang lebih struktural dan berjangka panjang. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam berbagaikesempatan menekankan bahwa defisit beras di Papua tidak dapat diselesaikan hanya dengandistribusi antarpulau, melainkan harus dijawab melalui peningkatan kapasitas produksi lokal. Dengan kebutuhan beras tahunan yang jauh melampaui produksi eksisting, pemerintah memilihstrategi pencetakan sawah baru secara masif sebagai solusi konkret. Pendekatan ini menunjukkankeberanian negara untuk menyelesaikan masalah dari hulunya, bukan sekadar menambalkekurangan melalui mekanisme pasar jangka pendek. Kebijakan pencetakan sawah baru di Papua, Papua Selatan, dan Papua Barat tidak berdiri sendiri. Pemerintah juga menyiapkan dukungan menyeluruh berupa penyediaan benih unggul, pupuk, pendampingan teknologi, hingga pembangunan infrastruktur irigasi dan akses produksi. Sinergiantara pemerintah pusat dan daerah menjadi prasyarat utama agar program ini tidak berhentisebagai proyek administratif, melainkan benar-benar mengubah struktur ekonomi lokal. Denganproduksi pangan yang tumbuh di wilayahnya sendiri, Papua tidak hanya mengurangiketergantungan pasokan dari luar, tetapi juga membangun basis ekonomi rakyat yang lebihtangguh. Lebih jauh, visi swasembada pangan yang disampaikan Mentan Andi Amran Sulaiman menempatkan kemandirian tiap pulau sebagai fondasi stabilitas nasional....
- Advertisement -

Baca berita yang ini