MATA INDONESIA, WASHINGTON – Usai melakukan pertemuan dengan Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan di Washington DC, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno LP Marsudi bertemu dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony J. Blinken.
Pada pertemuan bilateral yang berlangsung di kantor Departemen Luar Negeri AS, kedua Menlu turut membahas sejumlah hal, termasuk mengenai Kemitraan Strategis AS-Indonesia dan dampak Covid-19 –yang belum juga berakhir.
“Menteri Luar Negeri AS, Antony J. Blinken bertemu dengan Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi di Washington, D.C. kedua pihak menegaskan arti penting yang kian berkembang dari Kemitraan Strategis AS-Indonesia, serta kontribusinya dalam mencapai Indo-Pasifik yang aman dan sejahtera,” demikian dikatakan oleh Juru Bicara Ned Price, seperti dilansir laman Kedutaan AS di Indonesia, Rabu, 4 Agustus 2021.
“Kunjungan ini merupakan dialog strategis pertama antara kedua negara sejak peresmian kemitraan strategis pada 2015. Kemitraan strategis AS-Indonesia didasarkan pada keyakinan mendasar akan demokrasi, pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh inovasi, serta tatanan internasional berdasarkan aturan di Indo-Pasifik,” sambungnya.
Selain itu, kedua menlu turut berdiskusi mengenai dampak Covid-19 serta langkah-langkah pemulihan. Pihak AS belum lama ini mengumumkan donasi sebanyak 3,5 juta dosis vaksin untuk Indonesia, sehingga menggenapkan jumlah total donasi vaksin menjadi 8 juta. Selain itu, Paman Sam juga telah menyediakan bantuan terkait Covid-19 senilai lebih dari 65 juta USD.
Hal penting lain yang tak luput dari pembahasan kedua menlu adalah soal kesamaan pandangan terkait keamanan maritim dan resolusi damai mengenai konflik yang sedang berlangsung di Timur Tengah.
Pada kesempatan itu, Menlu Blinken juga memuji kepemimpinan Indonesia di ASEAN dan menegaskan pentingnya mengakhiri krisis di Burma (Myanmar) serta mengembalikannya ke jalan menuju demokrasi.
“Menlu Blinken menyambut baik peran Indonesia sebagai presiden G20 berikutnya, memuji upaya Indonesia dalam mendukung negosiasi damai Afghanistan, dan mendiskusikan peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan target iklimnya,” sambung Ned Price.
Kedua Menlu berkomitmen untuk bekerja sama dalam upaya melawan pandemi global, mengatasi krisis iklim, mendorong perdagangan bilateral dan hubungan ekonomi, melindungi kebebasan bernavigasi di Laut China Selatan, serta melanjutkan kolaborasi keamanan siber dan mencegah kejahatan siber.
“Kami menantikan kerja sama yang lebih luas lagi di Asia Tenggara, di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan seluruh dunia,” tuntasnya.