Menkopolhukam: Penonton Membludak dan Bukan Bentrok Antar Pendukung

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Salah satu penyebab terjadinya tragedi Kanjuruhan adalah membludaknya penonton yang memadati stadion itu. Menko Polhukam Mahfud MD mengatakan sebenarnya sejak awal aparat keamanan mengusulkan jumlah penonton sesuai dengan kapasitas Stadion Kanjuruhan, yakni 38.000 orang.

“Namun, usul-usul itu tidak dilakukan oleh panitia yang tampak sangat bersemangat. Pertandingan tetap berlangsung malam dan tiket yang dicetak jumlahnya 42.000,” ujar Mahfud, Minggu 2 Oktober 2022.

Ia juga menegaskan Tragedi Kanjuruhan bukan bentrok antarsuporter sepak bola.

127 suporter tewas setelah Arema FC bertanding melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu 1 Oktober 2022 malam.

Polisi mencatat 34 orang tewas saat di dalam stadion kebanggaan Arema itu dan sisanya meninggal dunia saat menjalani perawatan di rumah sakit.

“Tragedi Kanjuruhan itu bukan bentrok antarsuporter Persebaya dengan Arema,” kata Mahfud. Apalagi Bonek Mania, suporter Persebaya, tidak boleh hadir di Kanjuruhan.

Hanya Aremania suporter Arema Malang yang hadir di Kanjuruhan sehingga Tragedi Kanjuruhan bukan bentrok antarpendukung.

“Oleh karena itu, para korban pada umumnya meninggal karena berdesak-desakan, saling impit, dan terinjak-injak, serta sesak nafas. Tak ada korban pemukulan atau penganiayaan antarsuporter,” ujar Mahfud.

Pihak aparat sebenarnya sudah melaksanakan upaya antisipatif mencegah peristiwa seperti Tragedi Kanjuruhan. “Sudah mengantisipasi melalui koordinasi dan usul-usul teknis di lapangan,” kata Mahfud MD.

Misalnya, katanya, aparat keamanan mengusulkan pertandingan dilaksanakan sore atau bukan malam seperti pertandingan Arema melawan Persebaya.

Sesuai Prosedur

Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Timur Irjen Nico Afinta memastikan bahwa penembakan gas air mata terhadap oknum suporter Arema FC di atas tribune saat kerusuhan terjadi sudah sesuai dengan prosedur. Hal itu sebagai upaya menghalau serangan oknum suporter yang merangsek turun ke lapangan dan berbuat anarkistis. “Para suporter berlarian ke salah satu titik di Pintu 12 Stadion Kanjuruhan. Saat terjadi penumpukan itulah, banyak yang mengalami sesak napas,” ujarnya.

Nico memastikan bahwa dari sekitar 42.288 memenuhi tribune, tidak semuanya turun ke dalam lapangan. ”Hanya sebagian yang turun ke lapangan, sekitar 3.000 suporter,” katanya.

Menurutnya seandainya suporter mematuhi aturan, peristiwa ini tidak akan terjadi. ”Semoga tidak terjadi lagi peristiwa semacam ini,” ujarnya.

Menurut Nico, peristiwa itu terjadi bermula saat suporter Aremania merangsek turun ke lapangan dengan cara meloncati pagar karena tidak terima atas kekalahan Arema FC dari Persebaya. “Mereka turun untuk tujuan mencari pemain dan pihak manajemen, kenapa bisa kalah,” katanya.

Jajaran keamanan pun berupaya menghalau suporter tersebut, tetapi gelombang suporter yang turun ke lapangan terus mengalir. “Terpaksa jajaran keamanan menembakkan gas air mata,” katanya.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Jelang Hari Buruh Sedunia, Polda DIY Serahkan Bantuan Sembako

Mata Indonesia, Yogyakarta – Memperingati Hari Buruh Sedunia, Kapolda DIY Irjen Pol Suwondo Nainggolan, S.I.K., M.H., menyerahkan bantuan sembako kepada Koperasi Konsumen Persatuan Buruh DIY di Gedung Pertemuan Bumi Putera Yogyakarta, Pakualaman, Kota Yogyakarta, Selasa (30/4/2024).
- Advertisement -

Baca berita yang ini