MINEWS.ID, JAKARTA – Setelah ditetapkan sebagai Kaisar baru Jepang, Naruhito menetapkan era kekaisarannya dengan nama Reiwa. Era itu dimulai sejak dia naik tahta 1 Mei 2019.
Dalam ratusan tahun tradisi kekaisaran Jepang, setiap kaisar yang naik tahta selalu menetapkan nama era yang akan dilaluinya.
Di era kakek Naruhito, yaitu Hirohito, disebut era Showa, sedangkan saat ayahnya berkuasa, Jepang menjalani era Heisei.
Nama era itu tidak asal pilih. Bahkan nama era Reiwa diambil Kekaisaran Naruhito setelah mempertimbangkan pendapat pakar dan akademisi seperti diungkapkan Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga.
Pemilihan nama era kekaisaran itu seperti arah bagi Pemerintah Jepang. Namun semua nama era mengandung unsur kebaikan.
Seperti era Showa yang berarti “Harmoni yang tercerahkan.” Hirohito yang menjadi kaisar saat itu benar-benar membawa Jepang menjadi negara yang disegani di dunia dalam kurun 64 tahun.
Waktu itu Jepang mulai mengembangkan diri menjadi negara industri dan menjadi yang terkuat ekonominya di Asia, sehingga beberapa kali mampu melakukan aneksasi beberapa negara termasuk Indonesia.
Namun, ciri Jepang periode 25 Desember 1926–7 Januari 1989 itu seperti sirna saat Akihito menggantikan ayahnya yang wafat.
Dengan mengusung Era Heisei, Akihito seperti membawa Jepang untuk berperan dalam kedamaian dunia. Sebab, Heisei berarti “Mencapai Perdamaian.”
Seperti diketahui, Akihito dikenal sebagai kaisar yang banyak meminta maaf kepada publik dunia, terutama untuk aneksasi yang banyak dilakukan di era Showa.
Kini dengan memilih era Reiwa, Naruhito sepertinya akan membawa Jepang menjadi pemimpin perdamaian dunia. Sebab nama itu memiliki dua karakter yaitu ‘perintah atau memerintah’ serta ‘perdamaian atau harmoni.’
Jika dituangkan dalam satu kalimat, makna Reiwa bisa jadi berarti “memerintahkan perdamaian.”
Jadi, mungkin saja Jepang akan berada pada barisan paling depan untuk menyelesaikan sengkarut dan konflik dunia. Artinya, Naruhito dan Pemerintahan Shinzo Abe saat ini bakal sering-sering berhadapan dengan Amerika Serikat yang relatif memiliki banyak konflik di dunia.
Setidaknya, konflik klasik Israel – Palestina dan konflik dagang dengan China yang tak kunjung usai dan membuat ekonomi dunia suram.