Menag: Jangan Pahami Al Qur’an dari Terjemahan Belaka

Baca Juga

MINEWS.ID, BANDUNG – Untuk memahami Al Qur’an, masyarakat diimbau tidak hanya melalui terjemahannya saja. Sebab, terjemahan betapa pun bagus dan sempurnanya tidak bisa menggantikan posisi ayat-ayat Al-Qur’an itu sendiri.

“Terjemahan tidak dapat sepenuhnya menggambarkan maksud Al Quran,” kata Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin saat membuka Ijtimak Ulama Al-Qur’an Tingkat Nasional di Bandung.

Menurut Menteri Lukman, bahasa-bahasa di dunia terlalu miskin untuk bisa menerjemahkan Al Quran sesuai yang dikehendaki Allah SWT.

Oleh karenanya, ada benarnya ulama yang berkeberatan menyebutnya sebagai “Terjemahan Alquran”.

Para ulama Al-Azhar di Mesir memperkenalkannya dengan istilah ‘tarjamat maânî al-Qurân’ atau terjemahan makna Al-Quran. Sejalan dengan itu, Prof. Dr. M. Quraish Shihab, memberi judul karya terjemahannya dengan “Al-Qur’an dan Maknanya”.

Menurut Quraish, terjemahan Al-Quran hanyalah sarana untuk memahami makna kata-kata, kalimat dan ayat Al-Quran. Itu pun masih harus diuji dan diperluas lagi pemahamannya melalui buku-buku tafsir. Tidak cukup untuk memahami Al-Quran hanya melalui terjemahan.

Ijtimak Ulama Alquran seperti dilansir laman kemenag akan berlangsung 8-10 Juli ini dan diikuti 110 peserta. Mereka, seperti dikutip 10 juli 2019 terdiri dari para ulama, akademisi, dan pemerhati kajian tafsir dan ilmu Al-Quran.

Latar belakang mereka juga beragam mulai dari Kementerian Agama, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan Kemendikbud, dosen perguruan tinggi islam, ulama dan pengasuh pondok pesantren, asosiasi ilmu Al-Qur’an, dan Pusat Studi Al-Qur’an.

Ijtimak Ulama Al-Qur’an ini akan diawali dengan Seminar Penerjemahan Al-Qur’an. Seminar akan mendiskusikan kajian seputar penerjemahan Al-Qur’an dan hal-hal yang terkait dengan upaya penerjemahannya. Tampil sebagai narasumber, antara lain: Prof. Dr. Thomas Djamaluddin, Ph.D, Dr. TGH Zainul Majdi, MA, Prof. Dr. Dadang Sunendar, M.Hum, dan Prof. Dr. Said Agil al-munawwar.

Berita Terbaru

Pemenang Pilkada Wajib Bangun Kebersamaan dan Rajut Persatuan

Jakarta - Pasca gelaran Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024, pemimpin daerah yang terpilih diharapkan mampu menjadi perekat masyarakat yang...
- Advertisement -

Baca berita yang ini