MINEWS.ID, JAKARTA – Mau jadi aparatur sipil negara (ASN) atau pegawai negeri sipil (PNS) tanpa ikut seleksi masuk?
Jawabnya kuliah lah di sekolah kedinasan yang pendaftarannya sudah dibuka Kamis 28 Maret 2019.
Seperti pengumuman yang ditandatangani Sekretaris Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Dwi Wahyu Atmaji.
Ada delapan kementerian dan lembaga negara membuka pendaftaran sekolah kedinasannya.
Kedelapan sekolah itu adalah;
- Politeknik Keuangan Negara (PKN) STAN milik Kementerian Keuangan dengan kuota mahasiswa 3000 formasi.
- IPDN milik Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) 1.700 formasi.
- STSN milik Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) sebanyak 100 formasi.
- Politeknik Ilmu Pemasyarakatan dan Politeknik Ilmu Keimigrasian milik Kementerian Hukum dan HAM untuk 250 formasi.
- STMKG milik Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebanyak 250 formasi.
- Sekolah Tinggi Intelijen Negara milik BIN membuka 250 formasi.
- Sekolah kedinasan Kementerian Perhubungan yang paling banyak yaitu 2.676 formasi.
- Politeknik Statistik milik Badan Pusat Statistik yang membuka 600 formasi.
Semua syarat dan pendaftaran bisa dilakukan pada laman https://sscasn.bkn.go.id.
Menurut Wahyu Atmaji seorang pelamar hanya boleh mendaftar untuk satu program studi pendidikan kedinasan.
“Kalau mendaftar lebih dari satu, otomatis akan gugur,†kata Wahyu Atmaji di Jakarta, Jum’at 29 Maret 2019.
Penerimaan sekolah kedinasan ini akan melalui beberapa tahapan sebagai proses seleksi.
Setelah berhasil melakukan pendaftaran, semua pendaftar akan mengikuti seleksi administrasi. Bagi yang lolos berhak mengikuti Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) dengan sistem Computer Assisted Test (CAT).
Sedangkan tahap seleksi sisanya diatur masing-masing kementerian/lembaga.
Hanya peserta yang lulus keseluruhan tahapan seleksi yang berhak mengikuti pendidikan.
Saat lulus nanti setiap mahasiswa akan langsung diangkat menjadi calon pegawai negeri sipil (CPNS).
Atmaji mengimbau kepada masyarakat yang mengikuti penerimaan calon siswa-siswi/taruna-taruni tahun 2019 untuk selalu berhati-hati atas kemungkinan terjadinya penipuan terkait penerimaan siswa-siswi/taruna-taruni sekolah kedinasan itu.
Dia menegaskan tidak ada satu pihak pun yang dapat membantu kelulusan. Apalagi kalau ada pihak yang menjanjikan kelulusan dengan keharusan menyediakan sejumlah uang.
Jika ada yang menawarkan hal tersebut bisa dipastikan merupakan praktik penipuan.