Mantul, Aksi ‘Risma’ dari Jambi Ini

Baca Juga

MINEWS.ID, JAKARTA – Indones tidak hanya memiliki Tri Rismaharini sebagai kepala daerah yang tegas, tetapi juga ada Mursida di Kota Jambi dengan sepak terjang serupa.

Camat Paal Merah, Kota Jambi itu juga rajin turun ke lapangan untuk memperbaiki keadaan lingkungan. Baru-baru ini dia berhasil menyelamatkan seorang penjambret telepon seluler dari amukan massa di tengah hujan deras.

“Jangan. Jangan main hakim sendiri,” begitu teriak Mursida saat ada kerumunan massa yang memprovokasi untuk membakar si penjambret.

Dia pun menyerahkan penjambret kepada Bhabinkamtimbmas setempat. Sebelumnya si penjambret diingatkan agar tidak mengulangi perbuatannya, karena bakal dikeroyok massa.

Aksi Mursida itu terekam dalam video berdurasi sekitar lima detik di akun instagram @nuansajambi.

Itu bukan aksi pertama Mursida yang terekam netizen. Pada 17 Desember 2018 dia ngamuk kepada seorang lelaki yang dipergoki membuang sampah sembarang di wilayahnya.

Lagi-lagi dengan sikap tegasnya di berteriak kepada lelaki yang tidak diketahui namanya itu.

“Ambil semua sampah yang dibuang tadi dan semua sampah yang berserakan di sini sebagai hukuman kamu,” kata Mursida.

Saat itu Mursida menanyakan tempat tinggal lelaki itu. Setelah diberitahu dia mengingatkan agar menyimak jam-jam bagi warga Kota Jambi untuk membuat sampah di tempat yang sudah disediakan.

Walikota Jambi Syarif Fasha sendiri mengakui masyarakat semakin tidak terkendali dalam membuang sampah. Sehingga Pemerintah Kota Jambi sering disalahkan karena ketidaknyamanan yang ditimbulkan.

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini