MATA INDONESIA, BEKASI – Luput dari pantauan, Pemerintah Jokowi segera membangun dan mengembangkan sistem peringatan dini atau early warning system di jaringan sungai yang bermuara di Bekasi. Sebab, wilayah itu menjadi yang terparah pada bencana banjir awal 2020, karena yang dipantau hanya Katulampa yang mengarah ke Jakarta.
“Pada saat curah hujan tinggi semua pihak termasuk BNPB hanya memantau perkembangan Sungai Katulampa yang hanya menunjukkan angka siaga 2, siaga 3, dan siaga 4. Tidak pernah menunjukkan angka siaga 1. Sehingga banyak yang berpikir, sepertinya tidak akan terjadi banjir. Ternyata banjirnya ada di sebelah timur Jakarta yaitu di kota Bekasi,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo di Gudang Logistik BNPB, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu, 4 Januari 2020.
Bekasi menjadi wilayah terparah akibat banjir karena berdampak kepada 149.537 orang, sedangkan DKI Jakarta di posisi berikutnya dengan 20 ribu orang mengungsi.
Selain itu, jumlah titik genangan banjir di Bekasi juga jauh lebih banyak daripada Jakarta dan wilayah lainnya.
Jika di daerah lain ketinggian air sudah mulai surut hingga mencapai kedalaman 20-50 sentimeter saja, di Bekasi masih ada yang mencapai satu meter.
Disaat banjir di beberapa titik sudah mulai surut dan menunjukkan ketinggian sekitar 20-50 sentimeter saja, wilayah Bekasi masih memiliki beberapa titik yang ketinggian airnya mencapai 1 meter.
Menurut Agus sistem peringatan dini di sebelah timur Jakarta tersebut akan dilakukan di sepanjangan Sungai Cikeas, Angke, Hulu dan sebagainya. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan segera dibangun.
Selain itu, Menteri PUPR, Mochamad Basoeki Hadimoeljono, berencana akan memperbaiki sistem sungai di sebelah timur, termasuk membangun tanggul seperti banjir kanal.(Marizke)