MINEWS.ID, JAKARTA – Dari sekian banyak survei elektabilitas calon presiden, survei Litbang Kompas paling dipercaya. Kali ini kemenangan Jokowi diprediksi lebih besar dari 2014.
Seperti halnya 2014, pada pemilihan presiden tahun ini Kompas juga mengadakan survei yang hanya berjarak sekitar satu bulan dari hari pemungutan suara.
Survei terbaru yang dilakukan Litbang Kompas pada 22 Februari 2019 – 5 Maret 2019 menunjukkan elektabilitas pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin sebesat 49,2 persen.
Sementara Prabowo Subianto-Sandiaga Uno diperkirakan memperoleh 37,4 persen. Adapun 13,4 persen sisanya masih rahasia atau undecided voter.
Jika dibandingkan hasil survei berbagai lembaga sebelum ini perbedaan angka elektabilitas kedua pasangan memang semakin sempit yaitu 11,8 persen. Sementara banyak survei sebelumnya memperoleh angka perbedaan elektabilitas kedua pasangan di sekitar 20 persen.
Peneliti Litbang Kompas, Bambang Setiawan menulis dibandingkan survei Litbang Kompas Oktober 2018 jarak itu berkurang 8,1 persen. Saat itu jarak elektabilitas Jokowi unggul 19,9 persen dibandingkan Prabowo-Sandiaga.
Perolehan angkanya Jokowi-Ma’ruf 52,6 persen, sedangkan Prabowo-Sandiaga 32,7 persen.
“Selama enam bulan, elektabilitas Jokowi-Amin turun 3,4 persen dan Prabowo-Sandi naik 4,7 persen,” begitu pernyataan tertulis Bambang.
Meski begitu dibandingkan 2014 jarak elektabilitas Jokowi masih lebih tinggi. Saat itu Litbang Kompas melakukan survei pada 1-15 Juni 2014 dan memperoleh hasil 42,3 persen untuk pasangan Jokowi-JK. Sementara pasangan Prabowo-Hatta 35,3 persen.
Artinya perbedaan elektabilitas keduanya adalah 7 persen untuk keunggulan Jokowi-JK.
Hasil survei itu tidak jauh berbeda dengan hasil perhitungan KPU satu bulan kemudian. Jokowi-JK memenangkan pemilihan dengan perolehan suara 53,15 persen dan Prabowo-Hatta hanya 46,85 persen.
Dengan kata lain Jokowi unggul 6,3 persen dari Prabowo. Hanya selisih 0,7 persen dari survei Litbang Kompas.
Survei tahun ini dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan melibatkan 2.000 responden yang dipilih secara acak melalui pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi di Indonesia.
Tingkat kepercayaan survei 95 persen, dan margin of error +/- 2,2 persen.