Lima WNI Fasilitator Keuangan ISIS Diawasi Ketat Densus 88

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror, langsung melakukan pengawasan khusus terhadap lima warga negara Indonesia (WNI) yang menurut Kementerian Keuangan Amerika Serikat menjadi fasilitator keuangan Islamic State in Iraq and Syria (ISIS).

Hal itu diungkapkan Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Dedi Prasetyo di Jakarta, Rabu 11 Mei 2022.

Menurut Dedi, dua diantara lima orang tersebut saat ini sedang menjalani proses hukum oleh Densus 88.

Sementara tiga lainnya dikabarkan masih berada di Suriah hingga kini.

Mereka yang masih berada di luar negeri, Dedi menegaskan Polri telah bekerja sama dengan interpol untuk mengawasinya.

Dua orang yang sedang menjalani proses hukum adalah Ari Kardian dan Rudi Heriadi.

Keduanya sudah mendapat vonis pengadilan antara 3 sampai dengan 3,5 tahun penjara.

Sedangkan tiga orang yang berada di Suriah, dua di antaranya adalah perempuan yaitu Dwi Dahlia Susanti dan Dini Ramadani.

Seorang lagi bernama Muhammad Dandi Adiguna yang menurut ayahnya kemungkinan besar juga sudah berada di Suriah.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pemerintah Tegaskan Bansos Harus Bermanfaat, Bukan Alat Judi Daring

Oleh : Wiliam Pratama Bantuan sosial (bansos) yang disalurkan oleh pemerintah merupakan bentuk nyata kepeduliannegara terhadap masyarakat yang terdampak situasi ekonomi. Di tengah tekanan daya beliakibat fluktuasi harga kebutuhan pokok, bansos menjadi instrumen penting untuk menjagastabilitas sosial, membantu keluarga kurang mampu memenuhi kebutuhan dasar, sertamenjadi penguat daya tahan rumah tangga. Namun di balik niat baik itu, terdapat tantanganserius: penyalahgunaan bansos untuk praktik Judi Daring yang merusak sendi ekonomi dan moral masyarakat. Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka, secara tegas mengingatkan masyarakatpenerima Bantuan Subsidi Upah (BSU) agar tidak menyalahgunakan dana bantuan untukaktivitas yang kontraproduktif. Dalam kunjungannya ke Kota Pekanbaru, Wapres meninjaulangsung proses penyaluran BSU yang diberikan kepada pekerja sektor informal dan buruhterdampak ekonomi. Ia menekankan bahwa bansos ini bukan untuk dibelanjakan pada kegiatan spekulatif seperti Judi Daring, tetapi harus digunakan untuk memenuhi kebutuhanpokok dan memperkuat ekonomi keluarga. Peringatan Wapres Gibran bukan tanpa dasar. Praktik Judi Daring saat ini telah menjangkitiberbagai lapisan masyarakat, termasuk mereka yang berada dalam tekanan ekonomi. Dengandalih “mencari keberuntungan,” sebagian masyarakat justru terjebak dalam pusaran hutangdan ketergantungan. Hal ini sangat ironis, karena dana yang disediakan negara sebagaipenopang hidup justru berpotensi menjadi jalan kehancuran jika tidak digunakan secara bijak. Hal senada juga ditegaskan oleh Gubernur Jawa...
- Advertisement -

Baca berita yang ini