Langkah Politik Jokowi Rangkul Prabowo, Terbukti Selamatkan Negara dari Intoleransi

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Langkah politik Presiden Jokowi mengajak rivalnya pada kontestasi Pemilihan Presiden 2019, Prabowo Subianto, bergabung dalam kabinet ternyata  menyelamatkan Indonesia dari cengkeraman kelompok intoleran. Hal itu baru kita ketahui tahun 2020 ini.

Analisis tersebut diungkapkan dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Irfan Abubakar yang dilihat Minggu 27 Desember 2020.

Menurut Irfan langkah politik Jokowi itu untuk mendukung langkah hukum yang dilakukannya sekarang.

“Banyak negara-negara demokrasi nyinyir ketika Jokowi menarik Prabowo yang pernah opsisi menjadi menteri pertahanan. Saya kira kita baru mengerti hari ini, ketika penegakkan hukum terhadap para perusuh itu (FPI–Red) menjadi tidak terlalu mengakibatkan resistensi politik yang sangat tinggi,” ujar Irfan.

Jika penegakkan hukum itu dilakukan ketika FPI masih bergabung dengan Prabowo Subianto, maka peristiwa 212 bisa terulang.

Menurut Irfan, Pemerintah Jokowi bisa dianggap melakukan “bunuh diri” jika tidak mengajak Prabowo bergabung tetapi menindak FPI dan kelompok intoleran lainnya.

Sebab, bukan saja bisa mengundang fenomena 212 berulang, bahkan lebih besar lagi dan membahayakan negara.

Itulah keterampilan politik Jokowi yang sangat dibutuhkan pemimpin Indonesia di masa datang.

Pemerintah tidak bisa terlalu lugu dalam bertindak apalagi menggunakan instrumen hukum dengan mengabaikan aspek politik seperti di kasus FPI.

Jika diabaikan maka ongkos sosial yang harus dibayar oleh Indonesia akan terlalu mahal.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini