MATA INDONESIA, LONDON – Begitu Ratu Elizabeth II meninggal, takhta langsung dipegang oleh putera mahkota yang juga anak sulungnya, Pangeran Charles, tanpa upacara.
Untuk pertama kalinya sejak 1952, lagu kebangsaan Inggris akan dinyanyikan dengan kata-kata “God Save the King.” Bunyi tembakan di Hyde Park, Tower of London, dan dari kapal-kapal angkatan laut dan proklamasi Charles sebagai Raja dibacakan di Edinburgh, Cardiff, dan Belfast.
Sebagai raja, Charles pun punya nama baru. Namun ia memilih nama Charles III sebagai raja Inggris. Tak hanya itu, Camellia Parker, istrinya sekarang yang menggantikan posisi Diana menjadi permaisuri.
Penobatan Charles sebagai raja berlangsung di Istana St James’s, di depan badan resmi yang disebut Dewan Penobatan, Accession Council. Dewan ini terdiri dari anggota Privy Council – sejumlah anggota parlemen senior, dulu dan sekarang. Dan anggota senior pegawai negeri, perwakilan negara persemakmuran.
Dalam pertemuan itu, kematian Ratu Elizabeth diumumkan oleh presiden Dewan Privy. Setelah itu seluruh anggota dewan akan memanjatkan doa dan janji untuk pemegang takhta sebelumnya dan mendukung pemimpin Inggris yang baru. Setelah itu semua tokoh senior, Dewan Privy, Perdana Menteri Inggris dan Uskup Canterbury akan menandatangani dukungan mereka terhadap Charles sebagai raja baru Inggris.
Deklarasi pertama Raja
Dewan penobatan bertemu lagi. Biasanya sehari setelah dukungan kepada raja baru. Kali ini Raja akan hadir bersama Dewan Privy. Tidak ada sumpah takhta pada awal berkuasa. Namun ada deklarasi Raja baru dan seperti tradisi yang telah dilakukan sejak abad ke-18.
Setelah iringan trompet akan ada pernyataan resmi yang menjadikan Charles sebagaii raja baru. Upacara ini berlangsung di balkon di atas Friary Court di Istana St James’s, oleh petugas yang disebut Garter King of Arms.
Puncak suksesi adalah penobatan. Karena perlu persiapan, penobatan raja kemungkinan tidak akan segera dilakukan. Ratu Elizabeth naik takhta pada Februari 1952 namun penobatan baru dilangsungkan pada Juni 1953.
Selama 900 tahun terakhir, penobatan dilangsungkan di Westminster Abbey, di London. William si Penakluk adalah raja pertama yang memegah mahkota di sana dan Charles akan menjadi yang ke-40.
Upacara dilakukan dalam kebaktian Anglikan, dipimpin oleh Uskup Canterbury. Pada puncak acara, Charles akan disematkan Mahkota St Edward, mahkota emas yang telah ada sejak 1661.
Mahkota ini adalah bagian utama Mahkota Permata di Tower of London dan hanya dipakai ketika upacara penobatan. Beratnya sekitar 2,23 kilogram.
Penobatan adalah acara negara dan dibayar oleh negara dan pemerintah yang memutuskan siapa tamu yang diundang.
Akan ada alunan musik, pembacaan dan ritual pengurapan raja baru, menggunakan minyak jeruk, mawar, dan kayu manis.
Raja baru akan dinobatkan dan dia akan menerima tongkat sebagai simbol gelar barunya, dan Uskup Agung Canterbuy akan memasang mahkota di kepalanya.
Charles telah menjadi kepala negara-negara persemakmuran, asosiasi 56 negara merdeka dengan jumlah penduduk 2,4 miliar jiwa. Bagi 14 negara ini, seperti halnya Britania Raya, Raja adalah kepala negara.
Negara-negara itu adalah Australia, Antigua dan Barbuda, Bahama, Belize, Kanada, Grenada, Jamaika, Papua Nugini, St Christopher dan Nevis, St Lucia, St Vincent dan Grenadines, Selandia Baru, Kepulauan Solomon dan Tuvalu.