MATA INDONESIA, JAKARTA – Serangan kelompok separatis dan teroris (KST) Papua di Maybrat, Papua Barat telah memakan korban. Serda Miskel gugur, sementara empat rekannya terluka dalam insiden tersebut. Tidak hanya menyebabkan korban, namun serangan KST Papua juga menyasar infrastruktur jembatan yang dibangun untuk menghubungkan Kampung Kramat dengan kampung lainnya di tengah Kota Maybrat.
Pengamat intelijen dan keamanan Stanislaus Riyanta juga menegaskan jika upaya tersebut merupakan teror untuk menebar ketakutan pada masyarakat.
“Mereka melakukan teror dengan manakuti masyarakat dan membuat masyarakat menjadi susah. Modelnya juga hit and run. Itu memang cara kelompok yang kecil dari sisi jumlah tapi ingin dampak besar,” kata Stanislaus kepada Mata Indonesia News, Jumat 21 Februari 2022.
Adapun pembangunan jembatan permanen dilakukan karena KST Papua telah merusak jembatan tersebut sebanyak dua kali. Maka Bupati Maybrat meminta bantuan TNI utnuk membangun jembatan yang lebih kokoh.
“Pasca kejadian di Kisor, jembatan yang menuju ke kampung itu kan dirusak oleh mereka (KST) Papua. Kemudian kan kami bangunkan jembatan dari kayu. Beberapa saat kemudian kan dipotong lagi sama mereka,” kata Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVIII/Kasuari, Kolonel Arm Hendra Pasilerron.
Hendra juga menegaskan jika sehari-hari, prajurit yang membangun jembatan itu berangkat dari camp pagi hari dan pulang sore harinya. Pagi hari tepatnya di pertengahan jalan antara Kampung Faan Kahrio dan Kampung Kamar, Distrik Aifat Timur Tengah, tiba-tiba dua kendaraan TNI diberondong dari arah atas.
“Biasa kami berangkat ke lokasi jembatan itu. Kerja, kerja, kerja, sore balik. Nah, tadi pagi, pada saat di perjalanan berangkat ke sana dari camp itu sekitar pukul 08.00 WIT kurang. Mereka (prajurit TNI) ditembak dari atas ketinggian. Mereka ditembaki. Kami kan ke lokasi pakai truk satu, kendaraan triton satu. (Prajurit) yang kena (tembakan) yang di triton,” kata Hendra.