MATA INDONESIA, JAKARTA-Hari Raya Lebaran Idul Fitri 2022 mendatang diprediksi ada peningkatan 10 persen untuk kebutuhan gula kristal rafinasi (GKP). Namun, Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) memastikan stok aman terkendali.
Ketua Umum AGRI, Benardi Dharmawan menghitung, kebutuhan atas gula rafinasi untuk industri makanan dan minuman normalnya sekitar 250-300 ribu per bulan
“Untuk kebutuhan industri makan dan minuman sebenarnya tidak terkendala, setiap tahun sudah bisa dihitung, diprediksi ada penambahan lima persen. Tapi, untuk Hari Raya Lebaran akan ada penambahan 10 persen,” ujarnya di Jakarta.
Benardi pun menjamin, kebutuhan gula rafinasi tidak mengalami defisit. Kapasitas gula dari pabrik terhitung cukup dengan menyediakan 5,5 juta ton gula rafinasi.
“Ke depan, industri gula lebih mengarah ke bahan baku tebu, sedangkan rafinasi bahan bakunya gula mentah. Utilisasi pabrik yang dipenuhi berkisar 60 persen,” katanya.
Senada, Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika menyampaikan, kebutuhan GKP untuk industri diproyeksikan meningkat lima persen menjadi 3,4 juta ton di 2022.
“Untuk kebutuhan konsumsi masyarakat saja, kita baru bisa memproduksi sekitar 2,2 juta ton per tahun. Ini masih ada kebutuhan yang masih dipasok dari bahan baku raw sugar,” katanya.
Puti juga memastikan kebutuhan gula terjaga pada Lebaran nanti. Pemerintah diakuinya sudah berulang kali mengadakan rapat terkait rencana kebutuhan komoditas pangan, termasuk gula sepanjang tahun ini.
“Semua perencanaan bagus. Data dari Badan Pusat Statistik juga semestinya bisa tersedia cukup dan bisa menjaga harga gula stabil sepanjang tahun,” katanya.